Pengakuan IRT Jadi Muncikari dan Punya 600 PSK, Semua Berawal Saat Cerai dengan Suami
Berita daerah | 15 April 2020, 12:51 WIBSIDOARJO, KOMPAS TV - Seorang ibu rumah tangga asal Sidoarjo, Jawa Timur, berinisial LS mengaku sudah setahun menjalani profesi sebagai muncikari.
Dia mempunyai kendali atas 600 pekerja seks komersial (PSK) yang berasal dari berbagai kota di Indonesia melalui prostitusi online.
Dilansir dari Surya.co.id, LS menggeluti kegiatan tersebut sejak bercerai dengan suaminya. Perempuan yang juga memiliki toko di kawasan Pasar Atom ini becerita jika kesulitan keuangan sejak bercerai dengan suaminya.
Ia pun mencoba-coba mengeluti dunia muncikari secara online. Dari rekannya, dia mencari perempuan untuk ditawarkan. Informasi tersebut kemudian diteruskan dari mulut ke mulut.
Baca Juga: Rumah Prostitusi Anak Digerebek Polisi
LS mengaku akan memberikan uang kepada orang yang mencarikan perempuan jika sudah berhasil melayani tamu.
"Awalnya saya bingung mau cari uang darimana setelah cerai sama suami. Cuma ada satu toko saja di Pasar Atom. Dari sana saya mulai coba-coba menggeluti dunia muncikari via online," kata LS.
"Cari perempuannya ada yang dari teman terus diteruskan dari mulut ke mulut. Itu saya juga kasih uang ke orang yang mencarikan perempuan kalau memang sudah berhasil layani tamu.”
Untuk melayani pelanggan, LS telah menyiapkan 600 foto perempuan dari berbagai macam profesi mulai dari pekerja kantor, mahasiswi, hingga SPG freelance. Tarif yang dipatok mulai Rp 2,5 juta sampai Rp25 juta.
Ia menganku memiliki banyak teman di luar kota sehingga jumlah perempuan yang ditawarkan melalui prostitusi online mencapai 600 orang.
Baca Juga: Polisi Tangkap 2 Gadis Pemandu Lagu Terduga Mucikari Prostitusi Online
"Kenalnya dari teman, yang ada di luar kota. Aku yang tawari mereka yang sudah memiliki anak buah," kata LS.
Ia sendiri mengaku tak menyangka dunia prostitusi online yang digelutinya banyak peminat. Jaringannya pun semakin luas hingga Semarang, Bandung, dan Jakarta.
"Ya akhirnya punya teman di Semarang, Bandung dan Jakarta mau join. Ya sudah saya giliran cari pelanggan atau cari perempuan,” ujar dia.
“Kalau ada pesanan di Surabaya dari Semarang, teman saya telepon saya suruh nyiapin. Begitu juga sebaliknya.”
LS mengelola grup WhatsApp untuk menawarkan perempuan pada pelanggan. Pelanggan yang masuk ke grup itu adalah mereka yang telah mengajak keluar dua kali anak buahnya.
Di grup WhatsApp tersebut, LS dan dua muncikari lainnya yakni K (39) warga Semarang dan DK (44) warga Wiyung Surabaya saling berkomunikasi mulai menyiapkan perempuan dan lokasi kencan.
Baca Juga: Sindikat Pencurian Bermodus Prostitusi Online Terbongkar, Istri Jadi Umpan
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran, mengatakan LS merupakan pihak pengelola grup WhatsApp prostitusi online. Untuk bisa menjadi bagian dari grup tersebut, pelanggan harus terlebih dahulu bertransaksi minimal dua kali.
“Anggota yang bisa masuk menjadi member, minimal sudah dua kali transaksi dengan mucikari ini,” ujar Sudamiran.
Sudamiran menuturkan, LS memiliki banyak anak buah yang sudah tersebar di setiap daerah di Indonesia.
“Misalnya ada orang Semarang, Surabaya atau Jakarta butuh layanan, sudah ada. Tinggal kontak tersangka dan spesifikasi yang diminta seperti apa," ujar Sudamiran.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV