Fakta-Fakta Kasus Viral Video Asusila Guru dan Murid di Gorontalo, Jangan Disebar Linknya
Sulawesi | 25 September 2024, 18:05 WIBSesuai dengan prosedur sekolah, siswi tersebut juga telah dikeluarkan karena melanggar tata tertib sekolah yang pernah dirapatkan dengan orang tua siswa.
Ke depan dirinya akan berusaha akan memperketat pengawasan dan birokrasi sekolah agar hal-hal serupa tidak akan terjadi lagi.
"Saya juga ini akan melakukan rapat dengan orang tua, kemudian nanti dengan guru untuk nanti membicarakan soal kejadian baru-baru ini," katanya.
Diketahui adegan di video asusila itu terjadi di luar sekolah tetapi siswa tersebut masih menggunakan seragam sekolah.
Link Video Jangan Disebar
Aktivis perempuan Gorontalo Asri Nadjmudin mengecam penyebaran video asusila tersebut di media sosial, apalagi pemerannya anak di bawah umur.
Menurutnya, video anak di bawah umur tidak pantas disebarluaskan, terlebih lagi wajah korban terlihat jelas.
"Ini sudah beredar banyak sekali, dan hingga sampai hari ini yang berwewenang belum ada rilis apa-apa. Orang melihat ini kasus asusila biasa," kata Asri dilansir dari TribunGorontalo.com, Selasa (24/9/2024).
Baca Juga: Beredar Video Pelajar Diamankan di Bekasi, Terkait Penemuan 7 Jenazah?
"Ini siswa padahal masuk kategori anak, jadi ini bukan lagi kasus biasa," tegasnya.
Asri menekankan lembaga pendidikan wajib melakukan perlindungan terhadap anak dan ia juga tidak setuju jika pihak sekolah mengeluarkan siswa yang tersandung kasus asusila.
Menurutnya, keputusan mengeluarkan siswa bukanlah solusi. Justru membuat sang anak makin tertekan.
"Memang sekolah punya wewenang mengeluarkan tapi jangan dulu mengeluarkan siswa. Ini yang akan dijaga apa, nama baik sekolah atau apa?" ujarnya.
Lebih lanjut, ia turut meminta masyarakat bijak menggunakan media sosial. Begitu pun dengan orang tua agar wajib perhatian terhadap anak.
"Anak harus diajarkan tentang batasan dalam bersosialisasi dengan orang lain. Sampaikan padanya bahwa tidak boleh ada orang lain yang menyentuh tubuh dan alat kelaminnya," kata dia.
"Bila ia mengalami hal tidak menyenangkan dari orang dewasa, seperti mendengar lelucon seksual atau dipaksa menonton pornografi, dorong ia untuk memberitahukannya pada Anda," imbaunya.
Saat ini, kata Asri, banyak anak di bawah umur tidak menyadari tanda-tanda kekerasan seksual (child grooming).
Jika anak-anak diajarkan berbicara terbuka kepada orang tua, pergaulan mereka bisa lebih mudah dijaga.
"Banyak anak yang tidak sadar kalau mereka telah menjadi korban child grooming. Jadi, bila ia berani menceritakan kejadian yang menimpanya, dan hal tersebut mengarah ke child grooming, hadapilah dengan tenang dan bijak," pungkasnya.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,4 Guncang Gorontalo, Sejumlah Fasilitas Pendidikan Rusak
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada
Sumber : Tribunnews