Berita Foto: Menengok Pembuatan Kerajinan Batik Kayu di Desa Wisata Krebet Yogyakarta
Jawa tengah dan diy | 28 Mei 2024, 07:20 WIB“Dari awal kita memang membuat kerajinan dari kayu, baik yang dibatik maupun yang dicap sungging (digambar dengan cat),” kata Kemiskidi, Senin (27/5/2024) siang.
Meski tak hanya memproduksi satu jenis kerajinan kayu, Kemiskidi mengaku lebih banyak membuat kerajinan batik kayu. Sebab, jumlah permintaan kerajinan batik kayu lebih banyak jika dibandingkan dengan kerajinan kayu lainnya.
Proses pembuatan kerajinan batik kayu cukup panjang, mulai dari pemilihan bahan, kemudian pemotongan kayu, pengukiran atau pemahatan, dan penghalusan.
“Prosesnya tergantung mau bikin apa. Kalau mau bikin yang pipih ya bisa pakai papan, tapi kalau mau bikin topeng biasanya kita bisa pakai gelondongan dan bisa papan,” tuturnya.
Pemilihan bahan pun disesuaikan dengan kebutuhan, dan tergantung pada ketebalan kerajinan yang akan diproduksi.
Kerajinan topeng misalnya, Kemiskidi menyebut ada beberapa ukuran ketebalan. Mula dari ketebalan 4 sentimeter.
Setelah proses pemotongan, selanjutnya kayu-kayu yang sudah berbentuk bermacam benda itu masuk ke tahap penghalusan.
Ruangan untuk penghalusan terletak sekitar 15 meter dari lokasi pemahatan. Hari itu, dua pemuda duduk di lantai sambil memegang patung katu berbentuk sapi atau kerbau. Tangan mereka memegang amplas dan menggosok permukaan kerbau dengan gerakan statis.
Puluhan patung berbentuk sama berjejer rapi di sisi kanan belakang salah satu pemuda. Sementara di hadapannya masih ada belasan patung lagi yang menunggu penghalusan.
Setelah rampung di proses penghalusan, tahapan selanjutnya adalah melukis batik di permukaan kayu.
“Lebarnya juga macam-macam. Kalau enggak terlalu lebar kita bikin langsung dari gelondongan, kita belah kemudian dibentuk topeng, diampalas, kemudian dibatik,” ujarnya.
Untuk membuat batk di permukaan kayu, proses awalnya adalah dengan menggambar sketsa menggunakan pensil. Kemudian, penorehan malam cair oleh pembatik perempuan.
“Batiknya pertama dibuat sketsa, kemudian kita gunakan malam atau lliln, setelah itu diwarnai, setelah pewarnaan rampung baru dilorot (peluruhan malam)," katanya.
Setelah proses pewarnaan dan pengeringan, kerajinan kayu tersebut siap untuk dipasarkan. Sebagian dipajang di toko miliknya, sebagian lagi dikirimkan sesuai pesanan pelanggan.
Barang kerajinan kayu produksinya sudah dipasarkan hingga ke hampir seluruh daerah di Indonesia. Meski demikian, Kemiskidi menyebut sempat mengalami penurunan drastis saat pandemi Covid-19 lalu.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV