> >

Berita Foto: Menengok Pembuatan Kerajinan Batik Kayu di Desa Wisata Krebet Yogyakarta

Jawa tengah dan diy | 28 Mei 2024, 07:20 WIB
Seorang perempuan pembatik sedang menorehkan malam cair ke permukaan kerajinan berbahan kayu, di Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Aroma khas malam yang dipanaskan tercium dari ruangan yang sebagian sisinya dibuat tak berdinding. Beberapa perempuan berhijab terlihat serius memegang canting di tangan kanan dan kayu di tangan sebelahnya.

Malam adalah sejenis lilin yang digunakan untuk memproduksi batik. Dalam pengunaannya, malam diencerkan dengan cara dipanaskan.

Jemari tangan mereka yang memegang canting bergerak perlahan menorehkan malam cair ke permukaan kayu. Sesekali cantingnya kembali dicelupkan ke malam cair di wajan kecil di atas kompor.

Seorang perajin sedang memahat kayu bahan baku kerajinan batik kayu di Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (27/5/2024). (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)
Proses pemotongan balok yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan kerajinan batik kayu di Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (27/5/2024). (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)

Saat lubang kecil di mulut canting tersumbat oleh malam yang perlahan membeku, tak jarang para pembatik itu meniupnya perlahan agar lubang canting kembali terbuka.

Suara seperti orang yang sedang memotong kayu terdengar cukup jelas dari ruangan lain yang terletak beberapa meter dari ruangan para penoreh malam. Di situ, seorang pria paruh baya sedang memotong bongkahan kayu untuk dipahat menjadi barang kerajinan.

Ramah ia menyapa dengan senyum, namun tetap sambil bekerja, mengayunkan semacam golok kecil ke permukaan kayu. Saat berhenti mengayunkan golok, pria itu memungut batang rokok yang masih menyala di sampingnya, kemudian mengisap dan mengembuskan asapnya.

Seorang perempuan mengatur kayu yang sudah dipahat dan dihaluskan untuk kemudian dibatik menjadi kerajinan, di Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (27/6/2024). (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)
Seorang perempuan mengatur kayu yang sudah dipahat dan dihaluskan untuk kemudian dibatik menjadi kerajinan, di Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (27/6/2024). (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)
Beberapa jenis kerajinan berhanan kayu yang siap untuk dibatik dan diwarnai di Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (27/6/2024). (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)

Di sudut ruangan semi terbuka berdinding potongan papan itu terdapat dua pengeras suara berukuran kecil yang terhubung dengan ponsel miliknya. Lagu lawas terdengar mengalun dari pengeras suara itu, menjadi hiburannya saat bekerja.

Terkadang ia turut berdendang mengikuti irama lagu yang terdengar.

Potongan kayu berserakan di ruangan itu. Sebagian sudah berbentuk binatang dan topeng, namun beberapa lainnya masih berupa potongan batang kayu.

Kayu-kayu yang diolah dan diukirnya di tempat itu merupakan bahan utama pembuatan kerajinan batik kayu di Sanggar Peni, nama tempat itu. Mulai dari topeng, patung binatang, serta beragam bentuk lainnya.

Seorang pemuda menghaluskan patung berbentuk kerbau menggunakan amplas, di Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (27/6/2024). (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)

Lalu, mulutnya kembali bergerak-gerak mengikuti irama lagu yang keluar dari pengeras suara.

Sanggar itu merupakan satu dari sekian banyak perajin batik kayu di kawasan Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selama ini, Desa Wisata Krebet dikenal sebagai sentra kerajinan kayu di Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya batik kayu.

Kemiskidi (63) pemilik sanggar tersebut menyebut dirinya menggeluti sektor kerajinan batik kayu sejak tahun 1988.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU