> >

Info Gunung Slamet Terkini: Warga Sebut Ada Gemuruh dan Suara seperti Petir

Jawa tengah dan diy | 24 Oktober 2023, 20:56 WIB
Ilustrasi Gunung Slamet. Ini update Gunung Slamet setelah dinyatakan berstatus Waspada pada Kamis (19/10/2023) (Sumber: bpbd.probolinggo.go.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejak naik status menjadi waspada, aktivitas Gunung Slamet di Jawa Tengah, menjadi perhatian masyarakat. Sejumlah warga mengaku mendengar suara gemuruh yang diduga berasal dari aktivitas Gunung Slamet.

Dilansir laman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Slamet masuk daftar gunung api di Indonesia dengan aktivitas di atas normal, dan berstatus level II (waspada).

Suara gemuruh sempat didengar sejumlah warga desa di wilayah Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada beberapa hari terakhir.

Kepala Desa Kemutug Kidul, Kecamatan Baturraden, Kardi Daryanto mengaku beberapa kali mendengar suara gemuruh sejak Gunung Slamet dinyatakan waspada.

Baca Juga: Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Meningkat, Tidak Ada Hujan Abu Tetap Waspada

"Tadi pagi dan kemarin sore juga ada suara gemuruh dari arah Gunung Slamet," kata Kardi, Selasa (24/10/2023).

Selain suara gemuruh, kata dia, juga ada suara seperti petir dari Gunung Slamet yang berada di sisi utara Desa Kemutug Kidul.

Hal senada diungkapkan Kepala Desa Karangtengah, Kecamatan Baturraden, Barkah Pujianto, yang wilayahnya berjarak sekitar 12 km dari puncak Gunung Slamet.

"Ada suara gemuruh, tapi tidak sesering pada tahun 2014 (saat itu Gunung Slamet berstatus siaga)," ujar Barkah, dikutip dari Kompas.com.

Sebagai informasi, PVMBG meningkatkan status Gunung Slamet dari level normal menjadi level waspada pada Kamis (19/10) pada pukul 08.00 WIB.

Kegempaan yang terekam selama 1 – 18 Oktober 2023 adalah 2.096 kali gempa hembusan, 3 kali gempa tremor harmonik, 2 kali gempa vulkanik dalam, 12 kali gempa tektonik lokal, 7 kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus dengan amplitudo 0.2 – 6 mm (dominan 2 mm).

Baca Juga: PVMBG: Gunung Slamet Belum Muntahkan Hujan Abu Meski Berstatus Waspada

Pada 1 Oktober 2023, terekam peningkatan amplitudo gempa tremor menerus dari 2 mm menjadi 3 mm. Selanjutnya pada 18 Oktober 2023, terekam gempa tremor harmonik dengan durasi maksimum sekitar 1 jam 18 menit.

Menurut PVMBG, kegempaan Gunung Slamet pada Oktober 2023 ditandai dengan peningkatan amplitudo tremor menerus yang diikuti oleh terekamnya gempa tremor harmonik dalam durasi yang panjang. 

PVMBG mengatakan, terjadinya peningkatan amplitudo tremor menerus menunjukkan adanya peningkatan pemanasan air tanah dalam tubuh Gunung Slamet pada kedalaman dangkal.

Sedangkan terekamnnya gempa tremor harmonik dalam durasi yang panjang menunjukkan peningkatan hembusan dalam tubuh Gunung Api Slamet.

Sementara berdasarkan pengamatan pada Senin (23/10/2023), terjadi satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 9 mm, sampai 4,1 detik dan lama gempa 12 detik.

Kemudian 1 kali gempa tektonik dengan amplitudo 7 mm sampai 15,1 detik dan lama gempa 38 detik, 1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 1-7 mm, dominan 2,5 mm.

Warga dan pengunjung atau wisatawan disarankan tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet.

 

Penulis : Dian Nita Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV, Kompas.com


TERBARU