Ibu Bayi yang Tertukar di Bogor Sempat Curiga saat Menyusui di Hari Kedua usai Melahirkan
Jabodetabek | 11 Agustus 2023, 09:32 WIBBOGOR, KOMPAS.TV - Bayi yang dilahirkan oleh Siti Mauliah (37), seorang ibu di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, diduga tertukar dengan bayi orang lain setelah dilahirkan pada 18 Juli 2022 lalu.
Siti melahirkan anak laki-laki di salah satu rumah sakit di Jl Raya Kemang, Desa Pondok Udik, Kemang, Kabupaten Bogor, secara sesar.
Menurut Rusdy Ridho, kuasa hukum Siti, kliennya sudah merasa ada yang berbeda ketika menyusui bayinya di hari kedua setelah melahirkan.
"Satu tahun yang lalu klien saya lahiran secara sesar, kemudian hari pertama masih megang bayi yang dia lahirkan, kemudian hari kedua ketika dikasih, udah beda secara feeling ketika menyusui," ujarnya, Kamis (10/8/2023), dikutip Tribunnews.com.
Kejanggalan lain, kata dia, adalah pertanyaan dari salah satu perawat di rumah sakit tersebut, yang menanyakan perihal gelang yang menempel pada bayi tersebut.
"Biasanya gelang itu disimpen, ini dikasih. Pas dilihat, gelangnya itu atas nama pasien yang lain," tambahnya.
"Jadi semenjak itu, klien kami mencari kebenaran informasi, tapi pihak rumah sakit mengatakan hanya gelang saja yang tertukar," ucapnya.
Baca Juga: Penjelasan Ketua RT soal Bidan yang Tewas di Bogor: Suami Sempat Hubungi Keluarga, Ada Surat Wasiat
Setelah kurang lebih setahun menyimpan kecurigaan terhadap bayinya, Siti pun melakukan tes DNA. Hasilnya, anak yang dirawatnya selama satu tahun ini, bukan anak kandung Siti.
"Jadi, valid, hasil DNA itu bukan anak dari Ibu Siti. Jadi sekarang itu yang ada di Bu Siti bukan anak dia," ucap Rusdy.
"Bu Siti juga tidak tahu keberadaan anaknya ada di mana," ungkap Rusdy Ridho.
Kini, kata Rusdy Ridho, pihaknya telah melaporkan apa yang dialami Siti ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bogor.
"Kami sudah laporkan juga ke Unit PPA Polres Bogor, katanya sampai saat ini masih tahap penyelidikan," kata dia.
Pihak rumah sakit, lanjut dia, juga telah melakukan mediasi dengan orang tua yang terduga tertukar. Ia mengeklaim, pihak bayi yang tertukar tersebut masih merupakan warga Kabupaten Bogor.
"Bayinya laki-laki, praduganya sama-sama (bayi) laki-laki juga tertukar. Rumah sakit sudah melakukan mediasi dengan yang terduga tertukar," ujarnya, Kamis (10/8/2023).
Namun pihak terduga keluarga bayi yang tertukar belum bersedia melakukan tes DNA seperti yang kliennya lakukan.
"Tapi yang terduga tidak mau melakukan DNA, inginnya semua bayi yang ada hari itu juga harus dilakukan tes DNA," terangnya.
Sementara, Siti Mauliah mengaku curiga saat menyusui anaknya di hari kedua, dan mengutarakan kejanggalan itu pada suaminya.
Namun, sang suami justru tak menaruh kecurigaan apa pun.
"Sehari semalem itu kan sama saya, pas mau pulang dari RS itu fisiknya udah beda, saya bertanya sama suami karena beda. Kata suami enggak mungkin rumah sakit salah," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Kamis (10/8/2023).
Saat mengurus administrasi kepulangan, kecurigaan Siti kembali muncul, sebab gelang yang melekat pada bayinya bukan atas namanya.
Namun, pihak rumah sakit mengaku bahwa anak itu adalah anak kandung Siti.
"Tapi udah tahu bukan (atas namanya), tetap dibuka terus, katanya disuruh simpen, ya udahlah pulang," terangnya.
Keesokan harinya, Siti didatangi dua orang perawat, yang menanyakan gelang yang diberikan rumah sakit tersebut.
Keduanya juga ingin mengambil gelang tersebut untuk keperluan sebuah program.
"Itu pagi-pagi dia nyusul (mencari dan meminta) gelang (bayi), alasannya buat kunjungan Johnson. Itu gelang harus ketemu, sampai keluarga saya semua ikut nyari, dia pulang itu harus bawa gelang," katanya.
Baca Juga: Pertama Kali di Malang, RSSA Akan Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam
Setelah beberapa hari, gelang bayi itu ketemu, dan Siti langsung mengantarnya ke rumah sakit.
Ia sempat kembali menanyakan pada pihak rumah sakit, apakah bayinya tertukar atau tidak, lantaran gelang tersebut bukan atas namanya.
Namun, pihak rumah sakit mengatakan, hanya gelangnya saja yang tertukar.
"Katanya cuma gelangnya aja yang ketuker," terangnya.
Siti pun pulang ke rumah dengan perasaan mengganjal. Ia masih yakin bahwa anak yang dirawatnya tersebut bukan anak kandungnya. Ia juga meminta alamat pasien yang bayinya diduga tertukar dengan bayinya.
"Saya minta alamat (pasien lain) berhubung hati saya gundah, terus si bayi ini bukan anak saya. Walaupun sama saya dirangkul, tapi hati saya enggak nerima," tuturnya.
"Saya minta alamat gelang itu ke rumah sakit, ketemu, langsung saya susul ke rumah pasien B," katanya.
Namun, pasien B tersebut bersikukuh bahwa anaknya tidak tertukar.
Siti pun akhirnya melakukan tes DNA di Cempaka Putih, Jakarta, yang hasilnya menunjukkan bahwa anak yang dirawatnya selama ini bukan anak biologisnya.
Pihak Siti, pasien B, dan rumah sakit pun melakukan mediasi. Sayangnya, mediasi tersebut tak membuahkan hasil karena pasien B masih enggan melakukan tes DNA.
"Mungkin kalau enggak ada suster ke sini, saya enggak janggal dan gelisah. Berhubung suster ke rumah, saya makin mengganjal dan gelisah. Kalau suster enggak datang ke rumah, saya juga enggak akan tau," urainya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari
Sumber : tribunnews.com