> >

Berselang 10 Hari, Ini 3 Perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan

Bali nusa tenggara | 3 Agustus 2023, 18:26 WIB
Twibbon dan ucapan Hari Raya Galungan dan Kuningan 2023 yang diperingati 2 dan 12 Agustus 2023 (Sumber: Twibbonize)

BALI, KOMPAS.TV- Umat Hindu di Indonesia merayakan Hari Raya Galungan pada Rabu (2/8/2023) lalu. Hari Raya Galungan diperingati setiap enam bulan sekali atau 210 hari sekali berdasarkan Kalender Saka Bali, tepatnya pada Rabu kliwon wuku dungulan. 

Berselang 10 hari dari Hari Suci Galungan, umat Hindu kemudian memperingati Hari Raya Kuningan. Hari Raya Kuningan 2023 ini akan bertepatan pada Sabtu (12/8). 

Meskipun berada dalam rangkaian yang sama, perayaan Galungan dan Kuningan memiliki sejumlah perbedaan.

Berikut perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan.

1. Perbedaan Makna Galungan dan Kuningan

Hari Suci Galungan adalah momen merayakan turunnya para dewa dan leluhur ke bumi untuk menemui keturunannya. Pada saat Galungan, umat Hindu juga akan bersembahyang ke pura yang ada di tempat tinggal masing-masing pada pagi hari.

Baca Juga: 7 Tempat Melihat Upacara Galungan di Bali

Makna Galungan bagi umat Hindu sendiri adalah untuk merayakan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Sementara itu, umat Hindu akan merayakan Hari Raya Kuningan untuk merayakan kembalinya para dewa dan leluhur ke surga, setelah bertemu keturunannya. 

Umumnya, Hari Raya Kuningan tidak dirayakan dengan meriah oleh umat Hindu di Bali. Umat Hindu di Bali cenderung merayakan Kuningan secara sederhana atau tidak semeriah ketika Galungan. 

2. Perbedaan Upacara Galungan dan Kuningan

Selain makna dan tujuan, tata cara pelaksanaan perayaan Galungan dan Kuningan juga berbeda. Pada Hari Suci Galungan, persembahyangan bisa dilakukan pada pagi hingga sore hari di pura atau merajan (tempat suci) mana pun. 

Sementara itu untuk perayaan Kuningan, persembahyangan hanya bisa dilakukan saat pagi hari hingga siang pukul 12.00 waktu setempat. Alasannya adalah karena setelah pukul 12.00 siang, para dewa dan leluhur sudah kembali ke surga setelah bertemu dengan keturunannya di bumi.

3. Perbedaan Sajen Galungan dan Kuningan

Tak hanya persembahyangannya saja yang berbeda, sajen atau banten untuk Galungan dan Kuningan juga tidak sama. Sesajen untuk Hari Suci Galungan bernama soda. 

Soda adalah sebuah persembahan yang diletakkan di atas tamas atau alas, isinya ada tumpeng atau nasi yang dibentuk bundar dan sedikit pipih. Kemudian, diisi juga dengan jajanan khas Bali jaja gina, buah-buahan, rerasmen (kacang, saur, telur, sambal), sampian soda, serta canang. 

Persembahan itu sering dibuat umat Hindu untuk upacara keagamaan atau perayaan hari besar dan suci lainnya. Pada Hari Raya Kuningan juga ada sesajen soda yang dibuat. 

Baca Juga: 7 Tempat Melihat Upacara Galungan di Bali

Bedanya adalah soda saat perayaan Kuningan diisi dengan sulanggi atau wadah yang dipakai untuk meletakkan nasi kuning. Bahannya terbuat dari slepan (daun kelapa).

Makna nasi kuning pada Hari Raya Kuningan adalah sebagai lambang kemakmuran yang dihaturkan oleh umat Hindu kepada Sang Pencipta sebagai tanda terima kasih atau "Suksmaning Idep".

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com


TERBARU