> >

Tour De Buya: Napak Tilas Sejarah dan Pemikiran Buya Ahmad Syafii Maarif

Jawa tengah dan diy | 15 Mei 2023, 07:10 WIB
Tim Maarif Institute pada acara Tour De Buya: Napak Tilas Sejarah dan Pemikiran Buya Ahmad Syafii Maarif di Yogyakarta, Minggu (14/5/2023). (Sumber: Dok Maarif Institute)

Muallimin adalah sekolah di mana Buya menempuh pendidikan formal selama tiga tahun. 

Di sekolah ini pula, Buya mendapatkan ilmu agama dan keterampilan berorganisasi yang lebih matang. 

Di perpustakaan itu, peserta diberikan materi yang disampaikan oleh Ketum PWM DIY, Muhammad Ikhwan Ahada.

Ikhwan menyampaikan pemikiran Buya yang melintas batas, tentang kemanusiaan, pemecahan permasalahan kekinian dan masa depan. 

Para peserta Tour De Buya: Napak Tilas Sejarah dan Pemikiran Buya Ahmad Syafii Maarif yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar. Mereka terjaring dari berbagai kampus di Indonesia. (Sumber: Dok Maarif Institute)

Selain Ikhwan, narasumber lainnya ada pula Erik Tauvani Somae, kader ideologis Buya yang selalu menemani Buya selama perjalanan hidupnya. 

Erik bercerita pada ranah yang lebih ringan, menceritakan kehidupan Buya sebagai tokoh besar namun memilih jalan hidup yang sederhana.

Kemudian, Pipit melanjutkan, perjalanan terakhir menuju ke Serambi Buya yang terletak di Nogotirto, Sleman. 

Serambi Buya merupakan rumah Buya yang ditinggalinya selama di Yogyakarta. 

Kini, rumah itu dialihfungsikan sebagai tempat peninggalan Buya Syafii yang dikelola oleh Suara Muhammadiyah. 

Di dalamnya terdapat buku, lukisan, dan barang-barang sejarah Buya. 

Ridho Basri, Redaktur Majalah Suara Muhammadiyah menyampaikan bagaimana perjalanan hidup dan keseharian Buya kala menjadi wartawan di majalah tertua di Indonesia itu.

Baca Juga: Maarif Institute Gelar Jambore Pelajar, Warisi Cita-Cita Buya Syafii ke Generasi Muda

Terakhir, Pipit menambahkan, peserta diberi seminar kepenulisan oleh penulis nasional, Iqbal Aji Daryono. 

Peserta diberikan materi terkait bagaimana menulis dengan baik dan benar, dengan penggambaran yang jelas dan terperinci. 

Seminar kepenulisan ini diadakan selain untuk membuka wawasan dan melatih menulis, yaitu sebagai kewajiban peserta untuk membuat tulisan yang nantinya akan dibuat buku dan diterbitkan.

Direktur Program MAARIF Institute Moh Shofan berharap kegiatan ini bisa memberi refleksi dan pencerahan bagi peserta. 

"Kami berharap para peserta mampu merefleksikan perjalanan hidup dan melanjutkan cita-citanya di masa depan," pungkasnya.

 

Penulis : Deni Muliya Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU