> >

Cerita Mereka yang Hilang di Hutan Perbatasan Kalimantan-Malaysia: Habis Bekal hingga Halusinasi

Peristiwa | 14 Oktober 2022, 09:08 WIB
Ilustrasi hutan Kalimantan (Sumber:Kompas.Com-)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Seorang warga Desa Pulau Majang Kecamatan Badau bernama Alwi berusia 53 tahun, hilang sejak Rabu (12/10/2022) di hutan Desa Kekurak perbatasan Indonesia-Malaysia wilayah Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat.

Pihak keluarga beserta masyarakat setempat telah melakukan pencarian terhadap korban hilang tersebut hingga akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian wilayah setempat.

"Kami sudah menerima laporan dari pihak keluarga yang bersangkutan, untuk dugaan tersesat di hutan, untuk itu kami akan membantu masyarakat melakukan pencarian," kata Kapolsek Badau AKP Surarso, di Putussibau, Kapuas Hulu, Jumat (14/10/2022) dikutip dari Antara.

Alwi bukanlah orang pertama yang hilang di luasnya hutan di Kapuas Hulu, yang berbatasan dengan Malaysia itu.  

Baca Juga: Bantah Pernyataan Istana, Walhi Bocorkan Pelepasan Hutan Kalimantan Era Jokowi

Tahun lalu, Warga Desa Nanga Tubuk Kecamatan Kalis wilayah yang juga di Kapuas Hulu, bernama  Daniel Edison (53) tak diketahui rimbanya sejak Rabu 24 Februari 2021. Edison masuk hutan  untuk mencari bunga.

Pencarian pun dilakukan oleh aparat setempat. Diduga, Edison mencari bunga ke hutan dan sempat menyeberangi sungai, lalu tak kembali.

Menurut keterangan sejumlah saksi, korban di perkirakan mengalami sakit malaria tropika karena korban berhalusinasi ketakutan.

Menurut dia, berdasarkan keterangan dari pihak keluarga korban pergi dari rumah Rabu (24/2/2021) sekitar pukul 09.00 WIB, menuju sebuah pondok kebun, kemudian korban menyeberangi sungai Batang Kalis dengan maksud mencari bunga.


Peristiwa yang sama juga dialami oleh tiga orang pekerja migran Indonesia (PMI) yang mencoba melintasi perbatasan, dari Malaysia ke INdonesia. Mereka  dikabarkan tersesat dan hilang di hutan Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, sejak Kamis 9 April 2020, di awal wabah Korona.

Mereka masuk ke hutan di Kabupaten Kapuas Hulu dengan berjalan kaki. Sebenarnya ada enam warga Kabupaten Sambas yang bekerja di Malaysia yang ingin pulang ke kampung halaman. 

Mereka adalah Rifki, Holdi, Thamrin, Safari, Juli Hartono dan Junaidi. Namun, karena lockdown di Malaysia yang berakibat Pos Lintas Batas Negara (PLBN) tutup, keenam orang tersebut memutuskan melewati hutan belantara. 

Terakhir Kontak Keluarga 13 April Kepada keluarga, mereka mengatakan tengah memasuki hutan dan akan melintasi perbatasan Indonesia-Malaysia dengan berjalan kaki. “Hari berikutnya, hingga memasuki bulan Ramadhan, keluarga yang bersangkutan sudah hilang kotak,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sambas  Yudi, kala itu.

Baca Juga: Kasus Illegal Logging, Bareskrim Polri Tangkap Para Perusak Hutan Kalimantan Tengah


Pihak keluarga kemudian mendapat informasi, dari Rifki dan Thamrin, ketika keduanya memutuskan kembali ke Kota Kapit, Malaysia, dan membatalkan melanjutkan perjalanan karena kehabisan bekal makanan. 

Mereka memutuskan untuk membagi dua kelompok. Kelompok pertama Rifki dan Thamrin, mereka memutuskan kembali ke Kota Kapit, Serawak, Malaysia. Sementara kelompok kedua, yaitu Holdi, Safari, Juli Hartono dan Junaidi, tetap melanjutkan perjalanan. 

Setelah itu, kelompok kedua diduga terpencar. Pasalnya, sekitar bulan Mei 2020, Holdi ditemukan warga sedang mencari ikan di sungai. Holdi dan kawan-kawan kemudian dibawa ke Desa Tanjung Lasa, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu.

 

Namun, tiga rekan lainnya tak terdengar lagi kabarnya.

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU