Warga Cempaka Putih Jakarta Laporkan Dugaan Investasi Bodong ke Polda DI Yogyakarta
Hukum | 2 Juli 2022, 09:24 WIB“Tapi selebihnya, siapa yang mengoperasionalkan akun WA itu, tidak tahu. Jadi, kalau mau withdraw, sudah ada polanya, pola pengajuan withdraw,” tuturnya.
Tapi, pada sekitar akhir Maret 2022, website tersebut tidak dapat diakses oleh kliennya maupun oleh member lain. Sehingga para member tidak bisa lagi memantau perkembangan investasi mereka.
“Begitu website hilang, bagaimana, mau cari ke mana?”
Saat kliennya menghubungi DNC untuk menanyakan website yang tidak dapat diakses, DNC mengatakan website sedang dalam maintenance atau perawatan.
Korban juga mengaku tidak pernah melihat dokumen legalitas badan hukum maupun legalitas kegiatan investasi dari Bittorrent Trust.
Dalam kesempatan itu, Jiwa juga memberi tips agar tidak menjadi korban penipuan investasi bodong.
Pertama, kata dia, harus masuk akal atau logis.
“Kita harus sandingkan dengan idealnya sebuah profit keuntungan. Ambil saja (contoh) dari bank, berapa persentasenya.”
Jika ada yang menawarkan investasi, kata Jiwa, harus juga dilihat apakah keuntungan yang ditawarkan masuk akal atau tidak.
“Kedua, legalitasnya. Legalitas itu terkait dengan korporasinya, badan hukumnya, kemudian perizinannya.”
Baca Juga: Ratusan Korban Investasi Bodong Unjuk Rasa di Depan Mabes Polri
Ketiga, lanjutnya, harus mengukur risiko. Ketika dianggap tidak masuk akal, legalitasnya dipertanyakan atau tidak.
“Ada legalitasnya, ada badan hukumnya, masuk akal pun tidak menjamin tidak adanya risiko, hanya me-minimize saja, memperkecil. Apalagi demikian, tentu risikonya akan sangat besar.”
“Terakhir menurut saya adalah pemahaman. Sekarang ini investasi dikemas secara menarik, supaya terkesan modern, terkesan wah, itu akan selalu berkembang,” tutur Jiwa.
Tapi, sebelum berinvestasi, kata dia, sebaiknya mencari tahu tentang sejumlah hal antara lain soal trading, risikonya, prosedurnya, dan siapa yang bisa menjadi pialangnya.
“Kemudian kripto, kita tahu nggak tentang kripto? Bagaimana stabilitasnya, stabil atau tidak? Dan seterusnya. Kalau kita tidak paham, tentunya harus dipertimbangkan dengan kewaspadaan yang tinggi.”
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV