> >

Megawati Dilantik jadi Ketua Dewan Pengarah BRIN, Lulusan Sekolah Nuklir di Jogja Ukir Sejarah

Peristiwa | 13 Oktober 2021, 15:58 WIB
Ilustrasi. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) BATAN Yogyakarta meluluskan wisudawan terakhirnya hari ini, Rabu (13/10/2021) dimana setelah ini sekolah tersebut berubah menjadi Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia. (Sumber: sttn-batan.ac.id)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Rabu (13/10/2021). 

Bersamaan dengan dilantiknya Megawati sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN, puluhan mahasiswa sekolah tinggi nuklir di Jogja justru mengukir sejarah. 

Ya, pada hari ini juga sebanyak 66 mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) BATAN  Yogyakarta resmi diwisuda, siang tadi.  Mereka dari program studi Elektronika Instrumentasi, Elektro Mekanik dan Teknokimia Nuklir itu mencetak sejarah lantaran menjadi lulusan terakhir STTN BATAN bergelar sarjana teknik terapan. 

Bukannya tanpa alasan. Sebab, seiring pembentukan BRIN, maka sejumlah lembaga-lembaga riset termasuk Badan Tenaga Nuklri Nasional (BATAN) melebur kedalam badan baru tersebut. Praktis STTN BATAN juga tinggal menunggu hari untuk selanjutnya berubah nama menjadi Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia. 

Plt Ketua STTN BATAN (Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia) Sukarman memaparkan proses perubahan kelembagaan menjadi Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia tidak akan lama lagi sebab hanya menunggu izin Presiden.

"Perubahan statuta sedang berlangsung mungkin bulan ini selesai. Kami ikuti regulasi, kurikulum disesuaikan dengan nuklir teaching industry mulai akselerator, reaktor nuklir, pengolahan limbah, iradiator dan logam tanah yang seluruhnya berhubungan dengan bidang nuklir,” papar Sukarman, Rabu (13/10).

Baca Juga: Jokowi Resmi Lantik Megawati Jadi Ketua Dewan Pengarah BRIN

Meski lulusan terakhir STTN BATAN, ia menjamin mereka mampu bersaing dalam dunia kerja, terutama dalam bidang pemanfaatan teknologi nuklir.

Sebab, mereka seperti lulusan sebelumnya selalu dibekali berbagai sertifikasi sesuai permintaan industri seperti SIB PPR yakni petugas proteksi radiasi industri tingkat 1, sertifikasi Operator Radiografi, Ultrasonic Testing dan American Standar Nuclear Testing.

Ia pun menyambut baik perubahan STTN BATAN menjadi Politeknik karena bisa menerima lebih banyak mahasiswa yang nantinya dimaksimalkan memenuhi kebutuhan SDM pernukliran Indonesia. Apalagi, saat ini perguruan tinggi baru bisa memenuhi 5 persen dari kebutuhan industri nuklir Tanah Air.

"Nanti bisa menerima 1.000 mahasiswa ketika jadi Poltek, bertahap akan melakukannya. Sebab secara aturan bisa lebih banyak untuk menyiapkan SDM nuklir di Indonesia. Kebutuhan untuk menyuplai masih kurang, masih di bawah 5 persen, sangat sedikit. Kami perlahan siapkan untuk menyongsong 2040," jelas dia. 

Perwakilan BRIN, Edy Giri Rachman Putra selaku Plt Deputi Sumber Daya Manusia dan Iptek, menambahkan, sejatinya sejak 2016 sudah menginisiasi perubahan organisasi STTN jadi Politeknik.

"Saat masih menjadi Ketua STTN, kelembagaan berada di bawah BATAN yang otomatis perlu mengubah organisasinya. Pada 2019 usulan diterima Kemenristek, dilakukan visitasi ke STTN dan butuh setahun persetujuan Kemendikbud. Akhir 2020 disetujui perubahan dan butuh setahun lagi untuk diresmikan, dalam waktu dekat ini, bulan ini,” sambung Edy Giri dalam kesempatan yang sama. 

Baca Juga: Peneliti BRIN: Kandungan Paracetamol di Teluk Jakarta Berpotensi Merusak Sistem Reproduksi Kerang

Ditambahkannya, adanya penggabungan sejumlah lembaga riset, BATAN yang juga bergabung di bawah BRIN kini berubah nama menjadi Organisasi Riset Tenaga Nuklir. Organisasi tersebut akan berfokus mengembangkan riset nuklir yang diharapkan membawa kemanfaatan bagi industri dan masyarakat. 

Sebagaimana diketahui Penetapan keanggotaan Dewan Pengarah BRIN tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 45 Tahun 2021 tentang Pengangkatan Keanggotaan Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional. 

Megawati Soekarnoputri yang baru saja dilantik sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan salam kepada Presiden Joko Widodo (kanan) usai pelantikan Dewan Pengarah BRIN di Istana Negara Jakarta, Rabu (13/10/2021) siang. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

Megawati didampingi sembilan orang lain di Dewan Pengarah BRIN. Mereka yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa dilantik menjadi Wakil Ketua Dewan Pengarah.

Kemudian, Sudhamek Agung Waspodo Soenjoto sebagai Sekretaris Dewan Pengarah. Selanjutnya, enam orang ditetapkan sebagai anggota, yakni Emil Salim, I Gede Wenten, Bambang Kesowo, Adi Utarini, Marsudi Wahyu Kisworo, dan Tri Mumpuni.

"Mengangkat keanggotaan Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional masing-masing, satu, Doktor Honoris Causa Megawati Soekarnoputri sebagai ketua," demikian isi keppres yang dibacakan Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara, Nanik Purwanti dalam tayangan live KOMPAS TV.

Penulis : Gading Persada Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU