> >

Kata Orang Tua di Garut yang Anaknya Diduga Terpapar NII: Baiat Hijrah ke Arah yang Terang

Peristiwa | 9 Oktober 2021, 08:23 WIB
Salah satu orang tua yang anaknya diduga terpapar ajaran Negara Islam Indonesia (NII) saat mendatangi Mapolres Garut, Jawa Barat. (Sumber: Kompas TV)

GARUT, KOMPAS.TV— Setidaknya 59 remaja di Kecamatan Garut Kota, Garut, Jawa Barat diduga terpapar ajaran Negara Islam Indonesia (NII) bahkan dikabarkan juga sempat dibaiat. Salah seorang warga yang merupakan orang tua dari salah satu remaja tersebut membuka pengakuannya.

Muslih (49), salah satu orang tua dari remaja yang diduga terpapar NII mengakui bahwa anaknya telah mengikuti pengajian tersebut sejak dua tahun lalu. 

Sejak itu, anaknya yang saat ini seharusnya duduk di kelas IX SMP, tidak mau lagi melanjutkan sekolah.

“Alasannya, orang sukses itu enggak sekolah juga bisa, sekolah bukan jaminan sukses,” kata M menirukan ucapan anaknya seperti dikutip dari tayangan Sapa Indonesia Akhir Pekan Kompas TV, Sabtu (9/10/2021).

Baca Juga: Kronologi MUI Garut Kota Bongkar Puluhan Anak Muda Diduga Terpapar NII: Sempat Tabayun

Selain itu, menurutnya, sejak mengikuti pengajian tersebut, perilaku anaknya memang sangat berubah, menjadi pendiam dan sering mengurung diri di kamar.

Menurut dia, sang anak mengikuti pengajian tersebut dan masuk NII setelah diajak teman dekatnya dan kemudian dibaiat oleh gurunya.

“Baiat hijrah katanya, dari Islam kita seperti biasa, dia bilang Islam kita nih gelap, jadi hijrah ke tempat yang terang. NII itu, menurut versi mereka, NII itu terang,” kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, dugaan pembaitan terbongkar bermula saat pengurus MUI Kabupaten Garut melapor hal tersebut.

Dalam laporannya disebutkan ada aktivitas pengajian baiat di sebuah masjid di Kelurahan Sukamenteri

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Garut Kota Aceng Amirudin kemudian menindaklanjuti temuan tersebut dan melakukan pemantauan di masjid.

Baca Juga: Heboh Puluhan Anak Muda di Garut Diduga Terpapar NII, Lurah: Anggap Indonesia Pemerintahan Thogut

Namun, menurut Aceng, saat itu pengajian tersebut sudah tidak ada, dan diduga para pengikut pengajian tersebut sudah mengetahui aktivitas mereka diketahui.

Meski demikian, menurut Aceng, pihaknya berupaya mendalami dan mengembangkan informasi tersebut, hingga akhirnya bisa bertemu dengan salah seorang orangtua dari anak yang mengikuti pengajian.

Ia menceritakan, saat dilakukan tabayun, memang ada anak yang menyebut negara Indonesia sebagai thogut, karena hukum yang digunakan bukan hukum Islam. Bahkan, sebelumnya anak tersebut tidak mau mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Namun, setelah diberitahu akibatnya, akhirnya anak tersebut mau kembali mengakui NKRI.

“Kemarin waktu bicara di sini, dia itu mengatakan bahwa Indonesia hukumnya bukan Islam, kalau seperti itu, itu thogut. Tapi setelah diberi tahu akibatnya, dia akhirnya mau kembali ke NKRI,” tuturnya.

Baca Juga: Densus 88 Antiteror Polri Mulai Selidiki Puluhan Warga Diduga Terpapar NII di Garut
 

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU