15 Taruna PIP Semarang Dianiaya Seniornya, Satu Diantaranya Meninggal Dunia
Peristiwa | 10 September 2021, 14:07 WIBSEMARANG, KOMPAS.TV - Sebanyak 15 taruna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang dianiaya oleh seniornya di sebuah tempat di luar kampus. Akibatnya, satu orang meninggal dunia.
Penganiayaan tersebut berupa pemukulan hingga menyebabkan salah satu taruna meninggal dunia.
"15 taruna dikumpulkan oleh seniornya di Mess Indo Raya di daerah Genuk Krajan, alasannya akan dilakukan pembinaan," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar dilansir dari ANTARA, Jumat (10/9/2021).
Dalam kejadian itu, para junior tersebut dipukul di bagian perut oleh lima seniornya. Mereka berdalih bahwa pembinaan itu sebagai tradisi dan sudah sering dilakukan.
Akibat kejadian itu, taruna PIP Semarang yang bernama Zidan Muhammad Faya, tewas setelah sempat dilarikan ke rumah sakit.
Adapun 14 taruna lainnya, kata Irwan, saat ini dalam kondisi sehat.
Lima taruna tingkat akhir yang ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan yang menewaskan Zidan tersebut adalah Caecar Richardo Bintang Samudra Tampubolon, Aris Riyanto, Andre Arsprilla Arief, Albert Jonathan Ompu Sungu, dan Budi Dharmawan.
Para tersangka tersebut, lanjut Irwan, sebenarnya sudah dinyatakan lulus pendidikan dan tinggal menunggu wisuda.
Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan yang menewaskan orang lain.
Baca Juga: Taruna PIP Semarang Tewas Dianiaya Seniornya, Kemenhub: Tak Ada Tolerir untuk Tindakan Kekerasan
Sebelumnya, Plt. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan Antoni Arif Priadi mengatakan, pihaknya tidak mentolerir terjadinya tindak kekerasan di lingkungan kampus. Meski kekerasan terjadi di luar area kampus.
Antoni menegaskan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan akan fokus melakukan investigasi internal terhadap tindak kekerasan yang melibatkan taruna PIP Semarang.
"PIP Semarang saya minta fokus dan mengambil langkah-langkah percepatan untuk mengusut insiden ini dan mencegah kejadian serupa terulang kembali,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (9/9/2021).
Ia mengatakan, sebagai langkah preventif, PIP Semarang diminta untuk menyelenggarakan kegiatan peningkatan pembinaan karakter sesegera mungkin secara virtual bagi seluruh civitas akademika.
Kegiatan itu bertujuan untuk mengingatkan kembali hal-hal yang telah diatur dalam pedoman pola pengasuhan taruna di lingkungan BPSDM Perhubungan.
“Bagi para taruna, penting untuk diingatkan kembali hal itu, karena hampir dua tahun ini tidak secara penuh tinggal di dalam asrama karena menjalani pembelajaran jarak jauh," kata Antoni.
Kata Antoni, setelah terjadinya tindak kekerasan itu, pihak Direktur PIP Semarang menugaskan Wakil Direktur 3 serta Kepala Pusat Pengembangan Karakter Taruna dan Perwira Siswa (Pusbangkatarsis) untuk fokus pada penyelesaian masalah, termasuk berkoordinasi dengan pihak keluarga dan pihak kepolisian.
Selanjutnya, BPSDM Perhubungan akan segera menyiapkan langkah-langkah nyata peningkatan pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Bagi pengelola kampus juga perlu ditekankan kembali mengenai penerapan standar prosedur pengawasan dan pencegahan tindak kekerasan di lingkungan sekolah secara tegas dan berkelanjutan," pungkas Antoni.
Baca Juga: Kasus Kekerasan Seksual di SMA SPI, Komnas PA Sebut Ada Tambahan Tersangka Lain
Penulis : Hedi Basri Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV