> >

Cerita Bocah 10 Tahun Sendirian Isolasi Mandiri di Rumah Usai Ayah dan Ibu Meninggal karena Covid-19

Peristiwa | 22 Juli 2021, 19:24 WIB
Ilustrasi isolasi mandiri yang dilakukan seorang bocah di Kutai Barat sendirian di rumahnya setelah ayah dan ibu meninggal karena Covid-19. (Sumber: FREEPIK via Kompas.com)

KUTAI BARAT, KOMPAS.TV - Bocah berusia 10 tahun asal Kampung Linggang Purworejo, Kabupaten Kutai Barat,  Kalimantan Timur bernama Vino menjalani isolasi mandiri (isoman) seorang diri di rumahnya.

Bocah kelas tiga SD itu terpaksa harus isoman sendirian karena kedua orang tuanya meninggal belum lama ini usai terpapar Covid-19.

Baca Juga: Bocah 10 Tahun Ini Rela Jualan Cilok Demi Mimpinya Untuk Memiliki Sepeda

Ibunya bernama Lina Safitri (31) meninggal dunia dalam kondisi hamil 5 bulan pada Senin (19/7/2021) kemarin. 

Keesokan harinya atau Selasa (20/7/2021), giliran sang ayah, Kino Raharjo (31), yang meninggal dunia.

Sebelumnya, kedua orang tua Vino dinyatakan positif Covid-19 dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar, Kutai Barat.

Kerabat korban bernama Margono mengatakan bahwa adiknya Kino Raharjo merupakan perantau dari Sragen, Jawa Tengah.

Sehari-harinya, kata Margono, ayah Vino itu berjualan pentol keliling di Kutai Barat untuk menafkahi keluarga.

Baca Juga: Polisi Ubah Mobil Patroli Jadi Mobil Sayur Dan Dibagikan Kewarga Yang Sedang Isolasi Mandiri

Margono mengungkapkan, sebelum meninggal karena Covid-19, adiknya sudah sempat disuntik vaksin pertama pada 29 Juni 2021.

Setelah itu, Kino jatuh sakit. Margono menyebut, keluarga sempat mengira Kino sakit tifus dan efek dari vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke tubuhnya.

Pada saat kondisi adiknya tidak sehat, Margono mengatakan, Kino tetap memaksakan diri berjualan pentol keliling.

Saat berjualan, Kino sempat kehujanan. Setelah pulang, ia demam dan kondisinya terus memburuk.

"Makan muntah, makan muntah. Sudah diperiksa medis dan diberi obat tapi enggak kunjung sembuh," kata Margono dikutip dari Kompas.com pada Kamis (22/7/2021).

Baca Juga: Vaksinasi Dianggap Efektif Tekan Kematian, 5,1 Juta Pasien yang Sudah Divaksin, 54 Meninggal

Pada 11 Juli 2021, Kino pun dilarikan ke rumah sakit.

Saat diswab, Kino ternyata positif Covid-19.

Namun oleh petugas medis, Kino diminta untuk isolasi mandiri di rumah.

"Tapi setelah di rumah sakit diperiksa hasil swab positif (Covid-19) tepat 11 Juli. Oleh petugas medis, diberi obat, vitamin, suruh isolasi di rumah," ucap Margono.

Setelah tahu suaminya positif, Lina yang hamil 5 bulan terpaksa menjalani tes swab PCR di Puskesmas.

Namun, Lina tidak disuruh pulang. Ia diminta menjalani isolasi di RS Harapan Insan Sendawar untuk menjaga kesehatan bayinya karena berisiko.

Kondisi Lina saat menjalani isolasi terus memburuk karena memiliki riwayat asma.

Kino yang awalnya dirawat di rumah kondisinya juga turun akhirnya dilarikan ke rumah sakit.

Baca Juga: Meninggal Akibat Covid-19, Anak Anwar Fuady Dimakamkan Berdampingan dengan Sang Ibunda

"Di rumah suaminya juga makin drop. Akhirnya dijemput pihak Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar biar perawatan di sana," ucap Margono.

Sementara itu, Vino juga menjalani pemeriksaan swab. Hasilnya, dia dinyatakan positif.

Tapi, diminta isolasi mandiri di rumah karena tak bergejala sakit.

"Di saat itulah mereka terpisah. Vino di rumah, ayah dan ibunya di rumah sakit hingga meninggal. Ibunya meninggal 19 Juli. Ayahnya 20 Juli," kata Margono.

Selama karantina mandiri di rumah, Vino ditemani tetangga dan kerabatnya.

Rekan ayahnya tidur di depan pintu beratapkan tenda.

Sementara Vino tidur beralasan bentangan ambal dan kasur di ruang tengah depan televisi.

Baca Juga: Susul Ibunda, Anak Sulung Anwar Fuady Meninggal karena Covid-19

Margono mengatakan, saat kematian ayah dan ibunya, Vino tidak ikut menyaksikan penguburan Covid-19, karena sedang menjalani isolasi.

"Kami sampaikan ke dia ayah dan ibunya sudah meninggal. Respon dia menangis. Kata dia, kok bisa meninggal, ayah dan ibu kan masih muda," tutur Margono.

"Tapi setelah itu terhibur lagi, banyak keluarga, saudara beri dia makanan, di rumah ramai banyak yang menemani."

Baca Juga: Bocah 3 Tahun Korban Penganiayaan Ayah Tiri di Palembang Meninggal Dunia

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU