> >

Ditemukan Situs Arkeologi di Kawasan Calon Ibu Kota Baru Indonesia

Peristiwa | 28 Mei 2021, 08:33 WIB
Peneliti Muda Arkeologi dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Harry Octavianus Sofian (kanan) mengarahkan warga yang membantu melakukan penggalian di lokasi penemuan benda yang diduga tungku peleburan besi mentah di sekitar calon lokasi ibu kota baru, yakni di Kelurahan Maridan, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (27/5/2021). (Sumber: Kompas.id/ Sucipto)

PENAJAM PASER UTARA, KOMPAS.TV – Situs bengkel peleburan logam ditemukan di samping Sekretariat Dewan Adat Dayak Paser di Kelurahan Maridan, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Penemuan situs arkeologi tersebut akan diteliti untuk rekomendasi pemerintah ketika membangun ibu kota negara di Kaltim.

Berdasarkan temuan itu, peneliti dari Pusat Penelitian Arkeolog Nasional melakukan ekskavasi atau penggalian arkeolog untuk penelitian.

Hasil dari penelitian tersebut kemudian akan diberikan ke pemerintah sebagai rekomendasi dalam membangun ibu kota baru di Kaltim.

Peneliti Muda Arkeologi Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Harry Octavianus Sofian melakukan ekskavasi pada Kamis (27/5/2021) siang,  dengan dibantu lima warga setempat.

Sekitar 20 sentimeter galian, terlihat barang menyerupai pipa yang terbuat dari tanah liat.

Selain itu, terlihat bagian-bagian lain yang masih terbenam dalam tanah dan belum terlihat wujudnya.

”Bukan kita duga lagi, tetapi ini merupakan situs bengkel peleburan logam. Dari indikasi awal, ada penemuan pipa, sisa peleburan besi, dan tanah yang terbakar. Ini bukan aktivitas alami, melainkan adanya aktivitas manusia,” tutur Harry, dilansir dari laman Kompas.id.

Baca Juga: Situs Arkeologi Salah Satu Masjid Tertua Ditemukan Di Tiberias, Dibangun oleh Shurahbil ibn Hasana

Situs tersebut berada sekitar 25 kilometer dari PT ITCI Hutani Manunggal, lokasi yang ditunjuk pemerintah sebagai titik nol pembangunan calon ibu kota negara baru di Kaltim.

Dari penggalian awal di sekitar hulu Teluk Balikpapan ini, temuan terbanyak adalah kotoran besi, yakni sisa-sisa pembakaran bahan besi yang sudah tak terpakai.

Tahi besi ini berwarna hitam, seperti lelehan besi yang sudah mengeras.

Indikasi peleburan logam itu berdasarkan temuan sisa tanah terbakar, saluran pipa udara tungku berdiameter sekitar 10 sentimeter, dan flux, semacam bahan aditif yang biasanya terbuat dari batu gamping untuk menurunkan suhu ketika proses pembakaran.

Indikasi tersebut juga diperkuat dengan ditemukannya laterit, yakni bahan dasar untuk pembuatan besi.

Bahan tersebut merupakan tanah yang sudah hilang unsur haranya sehingga yang tersisa hanya kandungan besi. Bahan itulah yang digunakan untuk membuat besi.

Sementara, untuk usia situs ini belum bisa diketahui karena peneliti masih perlu melakukan uji laboratorium pertanggalan karbon.

Berdasarkan temuan sebelumnya di hulu Sungai Barito di Kalimantan Tengah, temuan industri peleburan logam paling lama di abad ke-9 masehi dan paling muda abad ke-19 masehi.

”Mereka membuat ini kemungkinan untuk membuat bahan parang, mandau, atau apa pun untuk aktivitas pertanian atau berburu,” jelas Harry.

Baca Juga: Profil Singkat Kalimantan Timur, Provinsi Terluas Keempat di Indonesia

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU