> >

Kisah Mahasiswa UNY Ajarkan IT kepada Guru-Guru SD di Kebumen, Ada yang Takut Tersetrum

Sosial | 27 April 2021, 16:20 WIB
Mahasiswa UNY yang terlibat dalam program Kampus Mengajar menyasar guru-guru SD di Kebumen (Sumber: istimewa)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang terlibat dalam program Kampus Mengajar menyasar guru-guru SD di Kebumen.

Mereka mengajari guru-guru senior di SDN Sidorejo Kebumen soal informasi dan teknologi (IT).

Selain mahasiswa UNY Aji Nur Wijaksono dan Bimo Laksono Mahardika, program Kampus Mengajar di SD Kebumen juga diikuti Khikmatus Sangadah dan Fathan Masruri dari Universitas Negeri Semarang, serta Irma Oktiana dari Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Terpilihnya SDN Sidorejo karena sekolah ini terakreditasi C dan memerlukan bantuan untuk meningkatkan mutu dan layanan pendidikan.

Baik dari proses belajar mengajar maupun kemampuan IT dewan guru untuk mendukung pembelajaran.

Baca Juga: Fotonya Injak Leher Muridnya yang Berkulit Hitam Tersebar, Seorang Guru SD Dihukum

Pelatihan IT untuk para guru dilaksanakan pada awal April 2021.

Mereka yang mengikutinya sebanyak enam guru yaitu kepala sekolah Eliyah, guru kelas 1 Khamidah, guru kelas II Dian Septi A, guru kelas III Saripah serta guru kelas IV Sukarjo dan Lasminah.

Para guru senior mendapatkan pelatihan IT dengan materi pembelajaran powtoon.

Media pembelajaran powtoon merupakan media pembelajaran berbasis video yang menggabungkan tiga aspek yaitu materi pembelajaran, karakter animasi, dan suara dari guru.

Selain itu, media ini dilengkapi fitur animasi sangat menarik diantaranya animasi tulisan tangan, animasi kartun, dan efek transisi yang lebih hidup serta pengaturan timeline yang sangat mudah sehingga jauh lebih efisien dan efektif untuk membawa materi video yang lebih hidup.

Menurut Aji Nur Wicaksono, media powtoon dipilih karena dapat menggabungkan presentasi materi dengan suara langsung dari guru serta animasi-animasi yang menarik.

“Harapannya ketika guru mengaplikasikan, siswa akan lebih senang dan tertarik dengan materi yang disampaikan,” ujarnya, Selasa (26/4/2021).

Bimo Laksono Mahardika menilai, saat mengajarkan materi ini perlu kesabaran yang luar biasa.

Sebab, sebagian guru sudah memasuki usia pensiun dalam waktu tiga sampai lima tahun mendatang.

Bahkan ada guru yang takut tersetrum saat memegang kursor laptop.

Estimasi kegiatan yang direncanakan hanya dua jam akhirnya harus terlaksana hampir 3,5 jam.

Baca Juga: Pedro Castillo, Guru SD dan Petani yang Jadi Calon Kandidat Presiden Peru

Khikmatus Sangadah memaparkan, untuk menghasilkan satu video mereka memandu pelan-pelan, langkah demi langkah dan selalu mendampingi serta mengecek setiap guru.

Tidak jarang ada yang ketinggalan, ada yang tidak paham, ada yang salah dan lupa cara membenarkan, dan masih banyak lagi.

“Selama kegiatan pun para guru SD saling memberikan semangat pada rekannya agar bisa,” ucapnya.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU