> >

Punya Dua Kubah Lava, BPPTKG Sebut Pertama Kali dalam Sejarah Gunung Merapi

Berita daerah | 5 Februari 2021, 21:39 WIB
Guguran lava pijar Gunung Merapi berpotensi menjadi banjir lahar hujan saat hujan deras (Sumber: Switzy Sabandar/KOMPAS.TV)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Sejarah baru tercipta di Gunung Merapi lantaran saat ini salah satu gunung berapi teraktif di dunia itu memiliki dua kubah lava.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut kemunculan dua kubah lava ini menjadi yang pertama kali dalam sejarah erupsi Gunung Merapi.

“Baru kali ini dalam sejarahnya Gunung Merapi mempunyai dua kubah lava,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam siaran informasi BPPTKG "Aktivitas Gunung Merapi Terkini" secara daring, Jumat (5/2/2021).

Baca Juga: Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Menurun, Jumlah Pengungsi Berkurang

Menurut Hanik, munculnya dua kubah lava di Gunung Merapi lantaran terjadi pelebaran aktivitas keluarnya magma.

Berdasarkan data hiposenter pelebaran aktivitas keluarnya magma ini terlihat sejak bulan November-Desember 2020.

“Ada pelebaran, ternyata ujung yang sebelah kiri keluar menembus di Lava 1997 dan ujung yang sebelah kanan menembus kubah lava yang ada di tengah sekarang ini. Jadi itu bukan berarti ada dua kepundan, itu tidak,” paparnya.

Hanik mengungkapkan, dua kubah lava di Gunung Merapi ini masih dalam satu area dengan satu jalur magma.

“Jadi itu bukan ada dua kepundan. Masih satu jalur, masih satu area tetapi titik lemahnya ada dua ujung itu tadi,” ungkap Hanik.

Baca Juga: Erupsi Gunung Merapi, Penambang di Klaten Diminta Waspada Banjir Lahar Hujan

Disisi lain, Hanik menjelaskan BPPTKG juga sempat mencoba mengukur volume kubah lava di tengah dengan menggunakan drone. Namun hal itu gagal karena terhalang cuaca.

Kendati demikian, pertumbuhan kubah lava di tengah masih tergolong lambat.

“Kami mencoba dengan drone hari ini tapi gagal, karena selalu tertutup kabut. Tetapi ini kubah lava (yang ada di tengah kawah) belum terlalu besar, pertumbuhannya juga sangat lambat,” tutur dia.

Baca Juga: Intensitas Luncuran Awan Panas Gunung Merapi Meningkat, Ini yang Harus Dilakukan Warga

Sebagaimana diketahui, hingga saat ini aktivitas Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas Gunung Merapi juga ditetapkan dalam tingkat Siaga (Level III).

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU