> >

Satgas Ungkap Penyebab Wakil Wali Kota Depok Positif Corona Padahal Sudah Divaksin

Peristiwa | 1 Februari 2021, 00:24 WIB
Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna positif terpapar virus corona atau Covid-19 meski sudah divaksin. (Sumber: Tribunnews.com)

DEPOK, KOMPAS.TV - Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna positif terpapar virus corona atau Covid-19. Padahal ia sudah disuntik vaksin corona.

Menanggapi hal itu, juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana mengatakan, ada kemungkinan antibodi Pradi belum terbentuk maksimal sehingga bisa terpapar Covid-19, meski ia sudah disuntik vaksin dosis pertama.

"Yang kami tahu, vaksinasi itu harus dilakukan sebanyak dua kali agar terbentuk antibodi secara maksimal. Kemungkinan, pada kasus Pak Pradi, vaksin pertama antibodi belum terbentuk secara maksimal," kata Dadang, Minggu (31/1/2021).

Baca Juga: Habis Vaksin, Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna Terpapar Covid-19

Dadang menjelaskan, vaksinasi kedua tidak bisa dilanjutkan lantaran Pradi mengalami demam.

Dia juga berujar, vaksinasi pertama mungkin bisa membantu antibodi Pradi lebih cepat terbentuk meskipun belum maksimal. Sehingga Pradi bisa sembuh lebih cepat ketimbang orang yang belum disuntik vaksin.

"Tapi mudah-mudahan antibodinya sudah terbentuk, meski belum maksimal, sehingga proses penyembuhan bisa lebih cepat," kata Dadang.

Dia juga meminta masyarkat Kota Depok tidak takut dengan vaksinasi Covid-19 gelombang kedua karena peristiwa terpaparnya Wakil Wali Kota Depok ini.

"Kami imbau pada masyarakat untuk melakukan prokes (protokol kesehatan) secara ketat dan tak perlu khawatir dengan vaksin," ucap Dadang.

Sebelumnya, Pradi dipastikan terpapar Covid-19 setelah melakukan swab test pada 29 Januari dan hasilnya terbit pada Sabtu 30 Januari.

Pradi dinyatakan positif Covid-19 setelah lebih kurang dua pekan divaksinasi yang pertama.

Baca Juga: Penegakan PPKM Dianggap Lemah, Satpol PP: Kasihan Warga Cari Makan

Butuh 4 Minggu untuk Antibodi

Terpisah, juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi pernah menjelaskan, pembentukan antibodi setelah vaksinasi berkisar 14-28 hari setelah penyuntikan kedua.

Sehingga, saat seseorang dinyatakan positif Covid-19 setelah penyuntikan pertama, kemungkinan saat penyuntikan dosis pertama, belum cukup banyak antibodi yang hadir dalam tubuh untuk bisa melawan infeksi Covid-19.

"Apalagi ini baru satu dosis penyuntikan sehingga belum cukup antibodi yang bisa melawan infeksi Covid-19," kata Nadia, Jumat (22/1/2021).

Dia juga menegaskan bahwa vaksin Covid-19 tidak menyebabkan orang yang menerima vaksin terinfeksi Covid-19. Sebab, vaksin Covid-19 yang digunakan merupakan virus yang sudah mati.

"Vaksin Covid-19 adalah vaksin berisi virus mati atau inactivated, jadi hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi," kata Nadia.

Nadia mengatakan, vaksinasi Covid-19 membutuhkan dua kali dosis penyuntikan.

Sebab, untuk membentuk sistem imun, diperlukan waktu paparan yang lebih lama agar diketahui cara efektif untuk melawan virus tersebut.

Suntikan pertama berfungsi untuk memicu respons kekebalan awal. Sementara itu, suntikan kedua untuk menguatkan respons imun yang telah terbentuk.

"Untuk itu, perlu dipahami bersama, meskipun kita sudah divaksinasi Covid-19, masih ada risiko terpapar virus Covid-19. Namun, tentunya diharapkan vaksin ini akan dapat mengurangi kemungkinan sakit berat," kata dia.

Baca Juga: Sempat Vaksinasi Pertama, Wakil Wali Kota Depok Positif Covid-19

 

Penulis : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU