> >

Bupati Lumajang Ingatkan Warga Waspadai Lahar Dingin Pasca Hujan Abu Gunung Semeru

Berita daerah | 17 Januari 2021, 23:36 WIB
Gunung Semeru di Jawa Timur meletus dan mengeluarkan awan panas guguran (APG) pada Sabtu (16/1/2021) sore pukul 17.24 WIB. (Sumber: BNPB)

MALANG, KOMPAS.TV - Ada hal yang harus diwaspadai dari peristiwa hujan abu vulkanik akibat awan panas guguran yang keluar dari kawah Gunung Semeru, Jawa Timur, walaupun sudah berhenti pada Minggu (17/1/2021). 

Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, yang perlu diwaspadai dari terjadinya awan panas guguran itu adalah potensi lahar dingin.

Baca Juga: Kondisi Terkini Lumajang Pasca Diterjang Banjir Lahar Gunung Semeru

Sebab, awan panas guguran yang meluncur ke bawah itu menyisakan material vulkanik. 

Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, material itu akan hanyut bersama air hujan yang membawanya.

"Karena lahar panas ini masih di atas, antisipasi kita kalau di atas ada hujan intentitas yang lebat tentu mengkhawatirkan jalur sungai lahar Semeru," kata Thoriq melalui sambungan telepon, Minggu malam, seperti dilansir Kompas.com

Thoriq menjelaskan, sisa material vulkanik di Gunung Semeru masih banyak. 

Termasuk material vulkanik akibat letusan pada 1 Desember 2020 lalu yang diperkirakan masih tersisa. 

"Dari dasar sungai, material vulkanik itu rata-rata antara 25 sampai 30 meter, baik dalam bentuk pasir maupun batu. Tentu dengan tambahan lahar panas yang sejauh 4 kilometer di atas itu, antisipasi kita kalau terjadi lahar dingin," jelasnya. 

Sebelumnya, hujan abu vulkanik akibat awan panas guguran yang keluar dari kawah Gunung Semeru, Jawa Timur sudah berhenti, Minggu (17/1/2021). 

Warga yang terdampak secara mandiri sudah membersihkan bekas hujan abu tersebut. 

"Masyarakat melakukan pembersihan secara mandiri terhadap debu yang ada di sekitar mereka. Di rumah-rumah maupun di sawah," kata Thoriq.

Thoriq mengatakan, tidak semua daerah di lereng Gunung Semeru terdampak hujan abu vulkanik. 

Baca Juga: Curah Hujan Tinggi, Waspada Lahar Dingin Semeru!

Sebab, awan panas guguran yang membumbung hanya mengarah ke utara. 

"Per tadi malam sejak awan panas guguran terjadi, masyarakat di sekitar lereng Gunung Semeru ada yang terdampak, ada yang tidak. Jadi yang pas di bawahnya itu Kecamatan Senduro dan Pronojiwo, sebagian besar tidak terdampak hujan abu," kata Thoriq. 

"Tetapi ada beberapa desa di Pasrujambe, sebagian Senduro, hingga ke perbatasan Probolinggo, itu terdampak abu dari awan panas guguran karena anginnya mengarah ke utara," katanya menambahkan.

Sebagaimana diberitakan, Gunung Semeru di Jawa Timur mengeluarkan awan panas guguran sejauh 4 kilometer pada Sabtu (16/1/2021) pukul 17.24 WIB hingga 18.27 WIB. 

Penulis : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU