Nitilaku, Mengenang Perpindahan Kampus UGM dari Keraton Yogyakarta ke Bulaksumur
Berita daerah | 11 Desember 2020, 16:46 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Nitilaku UGM kembali digelar pada tahun ini. Pawai budaya tahunan yang diadakan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP Kagama) untuk merayakan Dies Natalis ke-71 UGM ini berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya.
Nitilaku UGM kali ini digelar secara virtual karena pandemi Covid-19. Meskipun demikian, rangkaian acara yang bertujuan untuk tapak tilas perjalanan UGM ini tetap mengadopsi tata cara dan prosesi layaknya penyelenggaraan luring.
Sejarah keberadaan kampus UGM dimulai pada 20 Mei 1949. Ketika itu terjadi ketegangan dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman agresi militer Belanda.
Baca Juga: Kata Pukat UGM Soal Hukuman Mati Koruptor
Panitia perguruan tinggi ketika itu mengadakan rapat di pendopp Kepatihan Yogyakarta. Rapat dipimpin Soetopo, dengan anggota, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Sardjito, Prijono, Wreksodhiningrat, Harjono, Sugardo, dan Slamet Soetikno.
Dalam rapat itu diputuskan untuk mendirikan kembali perguruan tinggi di wilayah RI. Sultan HB IX bersedia meminjamkan keraton Yogyakarta dan beberapa gedung di sekitar keraton untuk ruang kuliah. Pada 19 Desember 1049, pemerintah secara resmi mendirikan perguruan tinggi negeri bernama Universiteit Negeri Gadjah Mada yang berganti menjadi Universitas Gadjah mada (UGM) beberapa waktu kemudian.
Saat itu, kegiatan belajar diadakan di Pagelaran Keraton Yogyakarta. Dukungan Sultan HB IX tidak berhenti sampai di sini. Ia menghibahkan tanah seluas 183,36 hektare di Bulaksumur sebagai lokasi kampus UGM.
Pembangunan UGM berlangsung pada 1950 sampai 1959 dan akhirnya kampus UGM pun berpindah dari Pagelaran Keraton Yogkarta ke Bulaksumur sampai sekarang.
Nitilaku 2020 akan diselenggarakan pada Minggu, 13 Desember 2020, mulai pukul 07.00 WIB melalui kanal Youtube serta Zoom. Sekalipun deigelar virtual, pawai budaya juga tetap diikuti alumni UGM dari berbagai penjuru tanah air.
Pawai, pertunjukan seni budaya, dan interaksi antarpeserta akan dilakukan secara virtual. KAGAMA di berbagai daerah akan terlibat dalam Nitilaku melalui video yang akan ditampilkan pada rangkaian pawai virtual.
Penulis : Switzy-Sabandar
Sumber : Kompas TV