> >

Heboh Jenazah Covid-19 di Probolinggo Matanya Dicongkel, Satgas: Itu Tidak Benar

Peristiwa | 7 November 2020, 20:18 WIB
Ilustrasi: jenazah. Heboh Jenazah Covid-19 di Probolinggo Matanya Dicongkel, Satgas: Itu Tidak Benar. (Sumber: THINKSTOCK)

KOMPAS.TV - Video yang memperlihatkan jenazah pasien Covid-19 viral di media sosial. Pada video tersebut pihak keluarga histeris saat melihat kondisi jenazah yang matanya dikatakan hilang dan mengeluarkan darah.

Dalam keterangan juga disebutkan bahwa video tersebut direkam di Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Kondisi jenazah diketahui setelah keluarga membongkar peti jenazah.

Meski telah dihapus dari Facebook, video itu kemudian viral melalui WhatsApp.

Baca Juga: Positif Covid-19, Melaney Ricardo Akui Darahnya Nggak Keluar saat Rapid Test

Pendarahan karena Stroke

Koordinator Pengamanan dan Penegakan Hukum Satgas Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto membenarkan bahwa pasien tersebut adalah warga Probolinggo.

Pasien berinisial M meninggal dengan status pasien Covid-19 di RSUD dr Moh Saleh Kota Probolinggo. Jenazah M diantar ke rumah duka pada Kamis (5/11/2020).

Menurutnya, sebelum meninggal dunia, M terkena stroke yang mengakibatkan pembuluh darah pecah dan menyebabkan pendarahan di mata, hidung, dan telinga.

Selain itu saat pemulasaran jenazah sesuai protokol Covid-19, di peti jenazah tidak ada kayu untuk menahan posisi jenazah.

Akibatnya saat perjalanan dari RSU Moh Soleh Kota Probolinggo ke Paiton, Kabupaten Probolinggo, jenazah dalam posisi tengkurap.

Akibatnya darah terus mengalir dari mata hidung dan telinga.

“Sekali lagi saya tegaskan, pendarahan itu karena stroke. Kita klarifikasi, matanya yang disebut dicongkel, itu tidak benar. Keluarga menyasksikan sendiri, matanya ada,” kata Ugas saat ditemui di Mapolres Probolinggo, Jumat (6/11/2020), dikutip dari Kompas.com.

Ia mengaku telah menghubungi Wakapolres Probolinggo, Kompol Agung Setiyono terkait kasus tersebut.

Dibantu polisi, pihaknya akan mencari pengunggah video tersebut karena video tersebut dinilai meresahkan masyarakat.

Menurutnya, keluarga M juga siap untuk diperiksa sebagai saksi.

“Akan diselidiki. Tadi saya rapat dengan Pak Wakapolres. Kalau dibiarkan, membahayakan. Keluarga M siap memberikan kesaksian,” kata Ugas Ugas juga menjelaskan jika pihaknya akan melakukan tracing kepada keluarga M karena mereka membuka jenazah pasien saat sampai di rumah duka.

Baca Juga: Viral Video Adegan Seks Mirip Gisel, Polisi Angkat Bicara

RS Bantah Mata Hilang

Hal senada juga dijelaskan oleh Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh sekaligus Jubir Satgas Covid-19 Kota Probolinggo Abraar Kuddah.

Ia membantah mata jenazah M, pasien Covid-19 asal Probolinggo hilang. Menurutnya M meninggal pada Kamis (5/11/2020) pukul 12.56 WIB.

Dia diagnosis menderita stroke hemorargic, respiratory failuler TP 1, dan terkonfirmasi positif Covid-19. Pemulasaran dilakukan di kamar mayat RSUD dr Moh Saleh dan disaksikan kakak serta kerabat pasien.

"Misalkan memang benar ada pengambilan organ terhadap pasien, tentunya pihak keluarga sudah protes sejak awal," jelas Abraar di RSUD Moh Saleh, Jumat (6/11/2020) malam.

Menurutnya pemulasaraan dilaksanakan dengan prosedur dan diawasi oleh Forum Komunikasi Umat Beragama setempat.

"Bahkan untuk petinya kami rakit ketika ada jenazah kasus Covid-19. Jadi ukuran pas sesuai dengan tubuh jenazah, penempatan posisi jenazah pun tetap kami perhatikan," katanya.

"Jika dia muslim kami posisikan miring, dan apabila dia non-muslim kami posisikan terlentang," sambung Abraar.

Setelah pemulasanan selesai, jenazah diambil petugas dan diantar menggunakan ambulans ke Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Baca Juga: Di Mata Istri Korban, Oknum TNI Terduga Pembunuh Pendeta Yeremia Seperti Anak Sendiri

Lebam Mayat

Terkait fenomena keluar darah dari tubuh jenazah, Abraar menjelaskan, hal tersebut terjadi karena proses yang dinamakan lebam mayat.

Proses ini membuat darah turun dari gravitasi yang paling tinggi.

Jika posisinya sama dalam waktu 6 sampai 8 jam, akan muncul warna kebiru-biruan di punggung jenazah. Karena posisi jenazah pasien miring maka pendarahannya akan turun.

Di saat pendarahan ini turun ada lubang-lubang dari mata, hidung, telinga, dan mulut, yang bisa dilewati.

Bisa juga darah yang membeku di atas mencair lalu turun ke bawah saat terjadi proses lebam mayat.

Dari kejadian ini, Abraar meminta kepada masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.

"Perlu kita ketahui rumah sakit ini saya pimpin, saya sebagai Plt Direktur, saya juga orang muslim, saya juga orang kesehatan," tuturnya.

"Tidak mungkin saya akan mencederai sumpah dokter dan seorang pemimpin, serta sumpah para perawat di sini dengan cara yang dituduh mau menjual organ dan lain sebagainya. Itu sangat tidak mungkin dan itu bisa dibuktikan," imbuh Abraar.

Baca Juga: Pembunuhan Sadis Leher Petani Ditebas Gara-Gara Dituduh Menyantet

 

Penulis : fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU