> >

Tinggalkan Rekan Wanita yang Sedang Sakit, 7 Pendaki Kena Sanksi di Gunung Slamet

Peristiwa | 3 November 2020, 05:44 WIB
Seorang pendaki bernama Elsa Qurratul Aini (19) terpaksa dievakuasi karena mengalami gejala acute mountain sickness (AMS) saat mendaki Gunung Slamet via Bambangan, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (30/10/2020). (Sumber: KOMPAS.COM/Dok. Basecamp Bambangan)

PURBALINGGA, KOMPAS TV - Seorang pendaki wanita bernama Elsa Qurratul Aini terpaksa harus dievakuasi saat mendaki Gunung Slamet via jalur Bambangan, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (30/10/2020) malam.

Penyebabnya, perempuan berusia 19 tahun yang merupakan warga Banyumas itu mengalami gejala acute mountain sickness (AMS) saat berada di pos dua Gunung Slamet.

Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Saiful Amri, mengatakan sebelum melakukan evakuasi, kamp induk terlebih dahulu menerima laporan ada pendaki yang sakit sekitar pukul 17.30 WIB.

Baca Juga: Pendaki Meninggal Di Gunung Bawakaraeng Korban Hendak Peringati Hut Ri Di Puncak Gunung Bawakaraeng

Setelah dilakukan verifikasi, kata Saiful, petugas akhirnya menurunkan tim SAR untuk menjemput survivor.

Menurut dia, Tim SAR berangkat menuju pos dua untuk melakukan evakuasi sekitar pukul 19.00 WIB. Akhirnya, tim berhasil mengevakuasi survivor menggunakan tandu.

"Lalu tim SAR sampai di basecamp sekitar pukul 23.30 WIB,” kata Saiful saat dikonfirmasi seperti dikutip dari Kompas.com pada Senin (3/11/2020).

Baca Juga: Viral! Video Pendaki Nekat Turun Ke Kawah Gunung Agung

Sesampainya di kamp induk, survivor langsung mendapatkan penanganan dari petugas.

Setelah beristirahat beberapa saat, kondisi survivor berangsur membaik.

Meskipun survivor selamat, ada peristiwa kurang elok yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Survivor yang merupakan satu-satunya pendaki wanita dalam rombongan itu justru tidak mendapat pendampingan saat turun menuju kamp induk.

Baca Juga: Penampakan Sosok Harimau Sumatera di Pendakian, Gunung Sibayak Ditutup Sementara

“Begitu ketemu tim SAR, rombongan korban malah justru melanjutkan pendakian sampai puncak, tidak ada satu pun yang mendampingi tim SAR ke basecamp,” ujarnya.

Saiful mengatakan sangat menyayangkan ada peristiwa tersebut. Padahal, dalam tata tertib pendakian tertulis bahwa dilarang meninggalkan rekan pendakian dalam keadaan apa pun.

“Kebersamaan lebih utama dibanding ego semata, puncak tak akan lari dikejar, seharusnya utamakan keselamatan bersama,” ujar Saiful.

Baca Juga: Viral Pendaki Foto Bugil di Tempat Sakral Gunung Gede Pangrango, Dituntut Minta Maaf

Sesampai di kamp induk, tujuh rekan survivor pun akhirnya disidang oleh petugas. Mereka dibina secara verbal di depan banyak pendaki.

“Iya itu hal yang tidak terpuji, kami berikan sanksi sosial. Kami bina di basecamp di depan banyak pendaki sebagai contoh sehingga ada efek jera,” kata Saiful.

Baca Juga: Niat Hati Ingin Ingin Lihat Matahari Terbit, Pendaki Ini Malah Bertemu Puma

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU