Kunjungan Kerja Nadiem di Kalbar: Program Merdeka Belajar Mendapat Respons Positif
Edukasi | 27 Oktober 2022, 19:10 WIB“Dalam tema tersebut kami mengajak anak-anak terlibat dalam mempelajari kebudayaan, kearifan lokal seperti sejarah Kota Pontianak hingga budaya makan yang dikenal dengan istilah tradisi Saprahan,” jelas Heppi.
Dengan adanya perubahan-perubahan dalam pembelajaran, Kepala Sekolah Penggerak berharap agar Kemendikbudristek terus melanjutkan Kurikulum Merdeka.
“Kami sangat mendukung, semoga bisa terus dilanjutkan oleh pemerintah dan akan ada inovasi-inovasi lainnya yang lebih mendukung kemajuan pendidikan kita,” harap Heppi.
Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi kognitif (literasi dan numerasi) serta nonkognitif (karakter) yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Kepala sekolah dan guru dari Sekolah Penggerak melakukan pengimbasan kepada satuan pendidikan lain. Program Sekolah Penggerak berbeda dengan program sekolah model atau sekolah rujukan.
Terdapat lima jenis intervensi yang terintegrasi dalam Program Sekolah Penggerak, yaitu pendampingan konsultatif dan asimetris kepada pemerintah daerah, pelatihan dan pendampingan kepala sekolah dan guru, pembelajaran dengan paradigma baru, perencanaan berbasis data, dan digitalisasi sekolah.
Kiswanti, Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 22 Pontianak mengaku bangga karena sekolah yang dipimpinnya terpilih menjadi Sekolah Penggerak Angkatan I dari Kota Pontianak meski sekolahnya masih menumpang di gedung SMP lain.
"Saat ini kami menumpang pada SMP Negeri 2 karena gedung sekolah kami sedang direnovasi, tetapi saya bersyukur sekolah kami bisa terpilih menjadi Sekolah Penggerak dan mengimplementasikan berbagai program Merdeka Belajar," ujar Kiswanti.
Mendikbudristek Tinjau Pelaksanaan AN di SD Negeri 01 Sanggau
Pada hari kedua kunjungan kerja di Kalimantan Barat, Mendikbudristek Nadiem Makarim meninjau pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di SDN 01 Sanggau.
Sebanyak 27 peserta didik kelas 5 SDN 01 Sanggau melaksanakan ANBK yang digelar pada 24 sampai dengan 26 Oktober 2022.
Setibanya di sekolah, Menteri Nadiem langsung menuju ruang pelaksanaan ANBK. Saat peninjauan berlangsung, terdapat enam peserta didik yang sedang fokus melaksanakan AN.
“Alhamdulillah semuanya lancar ya. Anak-anak sepertinya tidak mengalami kesulitan baik itu dalam menjawab pertanyaan maupun terkait teknis pelaksanaan,” ungkap Mendikbudristek pada saat peninjauan, pada Selasa (25/10).
Setelah meninjau, Menteri Nadiem berdiskusi dengan beberapa peserta didik yang telah melaksanakan ANBK pada hari pertama dan hari kedua sesi pagi.
“Bagaimana adik-adik, sulit tidak menjawab pertanyaan ANBK? Internetnya lancar tidak?” tanya Mendikbudristek. “Alhamdulillah lancar pak, cuma tadi ada yang sulit ketika menjawab soal simulasi numerasi,” ujar Athia yang merupakan pelajar kelas 5 SDN 01 Sanggau.
“Iya betul, karena di dalam AN itu terdapat soal yang mengharuskan siswa bernalar kritis seperti soal matematika yang angka-angkanya harus dicerna dari kalimat pertanyaan. Itulah kelebihan dari AN,” jawab Nadiem.
Baca Juga: Pendidikan Pancasila Kurikulum Merdeka Diterapkan 2022, Nadiem: Kedepankan Belajar yang Menyenangkan
Kepala SDN 01 Sanggau Noora menjelaskan, sebelum pelaksanaan ANBK, para peserta didik menjalani simulasi untuk mengetahui kendala baik itu teknis maupun dari peserta didik sendiri.
"Alhamdulillah, pada saat simulasi pada beberapa hari kemarin, kendala jaringan baik itu internet maupun listrik tidak ada masalah. Begitu juga dengan pelaksanaan hari ini, anak-anak juga tidak merasa ada beban dalam menjawab pertanyaan,” tutur Noora.
Di SDN 01 Sanggau sendiri, enam perangkat yang digunakan ANBK adalah PC serta laptop milik sekolah dan milik guru secara pribadi. Menteri Nadiem pun memuji gotong royong para guru sehingga pelaksanaan ANBK berjalan lancar.
“Inilah konsep Merdeka Belajar, di mana para guru dan kepala sekolah bersama-sama, bergotong royong menyukseskan program pemerintah,” ucap Mendikbudristek.
Pentingnya Kurikulum Merdeka di Daerah 3T
Dalam diskusi dengan para kepala sekolah di Kabupaten Sanggau, Menteri Nadiem menekankan pentingnya implementasi Kurikulum Merdeka di daerah 3T atau di luar kota besar.
“Justru penerapan Kurikulum Merdeka ini penting diterapkan di luar kota besar, di perbatasan seperti di Kabupaten Sanggau ini, di daerah terpencil, serta di daerah-daerah dengan sosio ekonomi yang rendah,” ucap Menteri Nadiem.
Dalam kesempatan ini, Mendikbudristek menjelaskan alasan kenapa Kurikulum Merdeka ini penting diterapkan di daerah.
Pertama, kata Mendikbudristek, dalam Kurikulum Merdeka, 30 sampai 40 persen materi diringkas agar guru bisa mendalami setiap materi.
Kedua, Kurikulum Merdeka memberikan hak kepada guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa.
"Guru kelas 6 mau mundur ke (materi) kelas 4 boleh, karena tiap anak enggak selalu setara, yang penting ia belajar sesuai levelnya. Jadi guru punya keleluasaan untuk mengulang lagi dan mengejar ketertinggalan," lanjut Menteri Nadiem.
Ketiga, lanjut Menteri Nadiem, salah satu komponen terbesar dalam Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berbasis projek.
“Dengan Kurikulum Merdeka, anak-anak bisa belajar soal kewirausahaan, belajar toleransi beragama, kebinekaan, iklim dan ramah lingkungan, kebudayaan lokal sambil keluar dari kelas dan melakukan projek," ucapnya.
Baca Juga: Penjelasan Lengkap tentang Kurikulum Merdeka Belajar, Pengertian, Konsep, dan Keunggulannya
Di samping itu, Mendikbudristek juga mengatakan Kurikulum Merdeka dapat meringkas materi di sekolah, dan guru dapat mengatur pembelajaran dalam satu tahun.
“Misal, satu minggu fokus di matematika dan numerasi, sampai matang di situ. Ini memberi ruang agar guru dan murid tidak dibebankan kurikulum yang 'kejar tayang'," pungkas Mendikbudristek.
Mendikbudristek menjelaskan, para kepala daerah, kepala dinas pendidikan, serta kepala sekolah di Kalimantan Barat merespons positif dampak implementasi program-program Merdeka Belajar.
Untuk diketahui, Kemendikbudristek terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Hadirnya Kurikulum Merdeka menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia agar sesuai dengan kebutuhan zaman.
Dalam Kurikulum Merdeka, siswa tidak hanya dibentuk menjadi cerdas, tetapi juga berkarakter sesuai dengan nilai yang tertuang dalam Profil Pelajar Pancasila.
Untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka, pemerintah sudah memberikan fasilitas yang memudahkan sekolah dan guru untuk dapat menggunakan bahan-bahan yang tersedia dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Penulis : Meirna-Larasati
Sumber : Kompas TV