> >

18 Pemain Asia Ini sempat Mentas di Serie A

Kompas sport | 21 April 2020, 19:34 WIB
Hidetoshi Nakata saat masih bersama Perugia. (Sumber: instagram@hidetoshi_nakata_)

KOMPAS.TV - Sepak bola Asia saat ini mulai diakui sebagai salah satu kekuatan di dunia. Kini sejumlah pemain di benua itu sudah berkibar di kancah sepak bola Eropa.

Salah satu negara yang sudah cukup lama menggunakan jasa pemain Asia adalah Italia. Setidaknya, ada 18 pemain Asia yang sudah merumput di Serie A.

Baca Juga: Otoritas Liga Italia Ingin Serie A 2019/2020 Dilanjutkan, 7 Klub Menolak

Pemain yang memulai kedatangan bakat-bakat Asia adalah bintang Jepang yang bergabung dengan Genoa, Kazuyoshi Miura.

Namun, selain Jepang ada juga sejumlah pemain dari negara-negara Asia lainnya yang coba membuktikan diri di kompetisi papan atas Italia tersebut.

Baca Juga: Ingin Serie A 2019/2020 Dilanjutkan, Presiden FIGC Minta Pemain Tes Corona di Akhir April

Meski begitu, tak semuanya berhasil. Ada beberapa pemain yang juga gagal memberikan dampak bagi klubnya.

1. Kazuyoshi Miura (Jepang)

Kazuyoshi Miura menjadi pemain Jepang pertama yang berlaga di Serie A. Setelah membawa Verdy Kawasaki menjuarai J-League 1994, dia dipinjam Genoa.

Bersama Il Grifone di musim 1994/1995, Miura tampil sebanyak 21 kali dan hanya mencetak satu gol. Gol tersebut dibuatnya pada laga derbi melawan Sampdoria.

Sayangnya, Miura akhirnya tak dipermanenkan oleh Genoa dan kembali ke Verdy di akhir musim. Penyerang yang dijuluki King Kazu itu saat ini masih merumpur bersama Yokohama FC di usia 53 tahun.

2. Hidetoshi Nakata (Jepang)

Setelah tampil apik dengan timnas Jepang di Piala Dunia 1998, Hidetoshi Nakata di akuisisi Perugia. Di klub Umbria itu dia langsung jadi primadona.

Nakata bahkan langsung mencetak dua gol di laga pertama Serie A 1998/1999, ketika timnya kalah dari Juventus 3-4. Pada musim tersebut, Nakata sukses mencetak 10 gol untuk Perugia.

Dia akhirnya bergabung dengan AS Roma pada Januari 2000. Bersama Il Lupi, Nakata mempersembahkan gelar juara Serie A. Setelahnya dia bergabung dengan Parma, Bologna, Fiorentina dan mengakhiri karier bersama Bolton Wanderers.

3. Hiroshi Nanami (Jepang)

Melihat kesuksesan Nakata di Perugia, Venezia mendatangkan Hiroshi Nanami dari Jubilo Iwata pada musim panas 1999.

Pria yang dikenal memiliki tendangan bebas mematikan itu menjadi pilihan utama pelatih Luciano Spalletti.

Sayang, Nanami hanya mampu mencetak satu gol dari 24 penampilan. Dia pun hanya semusim bersama I Lagunari, setelah klub tersebut terdegradasi ke Serie B di akhir musim 1999/2000.

4. Ahn Jung-hwan (Korea Selatan)

Ahn Jung-Hwan didatangkan Perugia pada musim panas 2000 sebagai penerus Hidetoshi Nakata. Meski kerap menjadi pelapis, Ahn mampu menunjukkan performa apik saat diturunkan.

Dia mampu berduet dengan Zisis Vryzas jika Luca Saudati tak dimainkan. Selama dua musim dengan Perugia dia tampil 30 dan mencetak lima gol.

Sayang perpisahan Ahn dengan Perugia tak berakhir manis. Dia dipecat presiden klub Luciano Gaucci karena golnya membuat Korea Selatan mengalahkan Italia di Piala Dunia 2002.

5. Rahman Rezai (Iran)

Rahman Rezai bergabung dengan Perugia dari Zob Ahan pada musim panas 2001. Setelah dua musim tampil dengan I Grifoni, dia bergabung dengan Messina.

Bersama klub Sisilia itu, Rezai menjadi andalan di lini pertahanan. Dia bahkan dijuluki oleh pendukung Messina, sebagai Menteri Pertahanan.

Dia kemudian bergabung dengan Livorno pada pada 2006, setelah tiga musim bersama Messina. Rezai kemudian kembali ke Iran untuk membela Persepolis pada 2008.

6. Ali Samereh (Iran)

Ali Samereh datang ke Perugia bersama Rahman Rezai pada musim panas 2001. Dia datang dari Esteghal sebagai pemain pinjaman.

Diharapkan bisa menambah ketajaman I Grifoni, Samereh tak mampu mencetak sebiji gol pun dan hanya dimainkan 6 kali. Dia pun akhirnya kembali ke Esteghlal di akhir muim.

7. Shunsuke Nakamura (Jepang)

Shunsuke Nakamura menjadi bintang timnas Jepang di Piala Dunia 2002. Sempat dikabarkan bakal bergabung dengan Real Madrid, Nakamura malah diakuisisi Reggina.

Kedatangannya membuat lini tengah Reggina kian kuat. Apalagi sebelumnya ada sosok pemain serba bisa Mozart di sana.

Dia pun menjadi bintang di sana, dan berhasil membawa Gli Amaranto bertahan di Serie A selama tiga musim di sana. Nakamura sukses mencetak 12 gol dari 89 pertandingan dengan Reggina.

8. Atsushi Yanagisawa (Jepang)

Semasa di Kashima Antlers, Atsushi Yanagisawa sosok menakutkan di kotak penalti lawan. Itulah yang menyebabkan Sampdoria merekrutnya pada 2003.

Namun, Yanagisawa gagal menunjukkan performa terbaiknya. Dia hanya bermain 15 kali dan kebanyakan sebagai pengganti. Messina kemudian membelinya pada 2004.

Sayang, peruntungannya tak berubah. Dia pun kembali ke Antlers pada 2006, dan kemudian berkarier di Liga Jepang.

9. Mitsuo Ogasawara (Jepang)

Pada 2006, Messina kembali mendatangkan pemain asal Jepang, yaitu Mitsuo Ogasawara.

Saat bersama Kashima Antlers, Ogasawara merupakan gelandang jenius yang juga andalan timnas Jepang.

Sayang di Messina, dia gagal menembus tim utama. Ogasawara hanya mampu tampil 6 kali. Meski begitu, dia masih mampu membuat satu gol.

Dia pun kembali ke Antlers pada akhir musim 2006/2007.

10. Masashi Oguro (Jepang)

Masashi Oguro didatangkan Torino pada musim panas 2006 dari klub Prancis, Grenoble.

Mantan pemain Gamba Osaka itu diharapkan bisa memberi dampak bagi Torino, seperti kala bersama Grenoble di mana dia mampu mencetak 6 gol dari 19 laga.

Sayang, dia jarang dimainkan klub asal Turin itu, meski sempat dua musim di sana. Oguro akhirnya kembali ke Jepang untuk bergabung dengan Tokyo Verdy pada 2008.

11. Takayuki Morimoto (Jepang)

Takayuki Morimoto bergabung dengan Catania sebagai pemain pinjaman di usia 18 tahun dari Tokyo Verdy pada 2006.

Namun, dia baru menjalani debut di Serie A pada Januari 2007. Bahkan dia mampu mencetak gol di laga pedananya tersebut.

Sempat mengalami cedera ligamen parah, Catania malah mempermanenkan Morimoto. Musim terbaiknya adalah pada 2008/2009, di mana dia mencetak 10 gol dari 25 laga Serie A bersama Gli Elefanti.

Namun, kedayangan sejumlah pemain depan berkualitas di Catania membuat Morimoto hengkang ke Novara pada 2011. Sayang dia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan cedera di sana.

Sempat kembali ke Catania, ketika Novara terdegradasi di akhir musim 2011/2012, Morimoto akhirnya meninggalkan Italia untuk bermain di Uni Emirat Arab bersama Al-Nasr.

12. Yuto Nagatomo

Tampil hebat dengan timnas Jepang di Piala Dunia 2010, Yuto Nagatomo bergabung dengan Cesena sebagai pemain pinjaman dari FC Tokyo.

Dia pun tampil apik bersama klub promosi tersebut dan mempertahankan Cesena di Serie A. Baru setengah musim dengan Cesena, Inter Milan mengakuisisnya.

Bersama Il Biscione dia menjadi pilihan utama sebagai bek kiri. Nagatomo pun membawa Inter Milan menjadi juara Coppa Italia 2010/2011.

Dia bersama Inter hingga Januari 2018, sebelum akhirnya bergabung dengan Galatasaray dan dipermanenkan klub Turki tersebut. Bersama Inter, Nagatomo tampil 210 kali dan mencetak 11 gol.

13. Keisuke Honda (Jepang)

Keisuka Honda bergabung dengan AC Milan pada 2014 di masa-masa terakhir Massimiliano Allegri. Sayang performanya di I Rossoneri kerap naik turun.

Saat berada di performa terbaik, Honda mampu menyulitkan lawan-lawannya. Namun, di masa terburuk dia seperti tak mampu melakukan semuanya dengan benar.

Honda kemudian memutuskan hengkang pada Juli 2017, bergabung dengan klub Meksiko, Pachuca.

14. Ali Adnan (Irak)

Udinese mendatangkan Ali Adnan dari Caykur Rizespor pada musim panas 2015. Dia menjadi pemain Irak pertama yang berlaga di Serie A.

Performanya di Udinese pun cukup apik dan kerap menjadi pilihan utama. Meski begitu, dia sempat dipinjamkan ke Atalanta selama semusim pada musim 2018/2019.

Adnan akhirnya bergabung dengan Vancouver Whitecaps sebagai pemain pinjaman pada Mei 2019, dan akhirnya dipermanenkan oleh klub MLS tersebut.

15. Hang Kwan-song (Korea Utara)

Han Kwang-song bergabung dengan tim akademi Cagliari pada 2017. Dia kemudian dipromosikan ke tim utama dan sempat bermain 12 kali serta mencetak satu gol.

Han pun sempat dipinjamkan ke Perugia dan Juventus. Dia akhirnya dipermanenkan Si Nyonya Tua pada 2020, hanya untuk dilego ke klub Qatar Al-Duhail hanya dalam waktu 6 hari.

16. Lee Seung-woo (Korea Selatan)

Lee Seung-woo merupakan pemain didikan akademi Barcelona, La Masia dan dijuluki Korean Messi karena kemampuannya.

Dia pun kemudian didatangkan Hellas Verona pada musim panas 2017. Sayang kedatangannya tak memberikan dampak besar bagi I Mastini.

Verona terdegradasi pada akhir musim 2017/2018. Namun di musim lalu, Lee mampu membawa Verona promosi kembali ke Serie A.

Tetapi dia kemudian memutuskan hengkang ke Belgia bergabung dengan Sint-Truiden.

17. Takehiro Tomiyasu

Bologna mendatangkan Takahiro Tomiyasu dari Sint-Truden pada musim panas 2019. Dia pun jadi pemain Jepang kedua yang pernah memperkuat klub itu setelah Nakata.

Bermain sebagai bek kanan, Tomiyasu menjadi pilihan utama I Veltri, dan turut serta membawa klub itu menduduki posisi ke-10 klasemen sementara Serie A musim ini.

18. Maya Yoshida (Jepang)

Maya Yoshida bergabung dengan Sampdoria pada Januari 2020 dengan status pinjaman dari Southampton.

Ketangguhan Yoshida sudah terbukti saat bersama The Saints menjadi salah satu tim kejutan di Premier League.

Bersama Sampdoria, Yoshida baru bermain dua kali dari bangku cadangan, Sayang, Serie A harus dihentikan sementara karena wabah virus Corona yang mendera Italia.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU