> >

Euro 2024 Tak Bebas dari Politik, Sejarah Penuh Darah Albania-Serbia Timbulkan Perang Urat Syaraf

Sepak bola | 18 Juni 2024, 05:30 WIB
Suporter Albania mengibarkan bendera Tentara Pembebasan Kosovo (UCK) jelang pertandingan Grup B Piala Eropa 2024 antara Italia vs Albania di Dortmund, Jerman, Sabtu (15/6/2024). (Sumber: Martin Meissner/Associated Press)

Kekerasan terus berlanjut saat Perang Balkan Pertama (1912-1913), Perang Dunia Pertama (1914-1918), dan Perang Dunia Kedua (1939-1945).

Pada 1912, etnis Albania meluncurkan revolusi di Kosovo yang saat itu dikuasai Kesultanan Turki Utsmani. Namun, Utsmani kemudian terusir oleh serangan pasukan Serbia, Montenegro, dan Bulgaria. Setidaknya 50.000 warga Albania dibantai oleh tentara Serbia dalam Perang Balkan Pertama.

Usai pecahnya Yugoslavia, pasukan Serbia kembali berperang dengan etnis Albania dalam Perang Kosovo. Perang ini menewaskan 8.676 warga sipil di pihak Kosovo-Albania dan 1.641 warga sipil di pihak Yugoslavia (kini Serbia).

Permusuhan antara Albania dengan Serbia pun berlanjut hingga abad 21 dan merembet hingga lapangan hijau. Pada 2016 lalu, pertandingan Serbia vs Albania dalam kualifikasi Euro 2016 terpaksa dibatalkan UEFA dan Albania ditetapkan menang WO melalui sidang Court of Arbitration for Sport (CAS).

Pertandingan Serbia vs Albania di Beograd tersebut diwarnai kericuhan di dalam dan luar pertandingan. 

Saat pertandingan, sekelompok suporter Serbia berseru "Ubij, ubij Šiptara" (Bunuh, bunuh Albania). Sebuah drone kemudian masuk ke lapangan dan mengibarkan spanduk Albania Raya di lapangan.

Pemain Serbia, Stefan Mitrovic berusaha merebut spanduk itu dari drone yang masuk ke lapangan. Pemain Albania, Bekim Balaj kemudian merebut spanduk tersebut.
Kericuhan pun pecah di lapangan dan sekelompok suporter Serbia menyerbu masuk. Sejumlah pemain Albania mengalami luka ringan dalam insiden ini.

Baca Juga: Demi Hindari Kerusuhan di Piala Eropa, Polisi Jerman Sarankan Suporter Inggris Konsumsi Ganja Saja

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press, Evening Standar


TERBARU