> >

Maroko vs Portugal: Benua Afrika Bersatu Dukung Singa Atlas Catatkan Sejarah

Sapa qatar | 10 Desember 2022, 16:08 WIB
Seleberasi penguin pemain Maroko, Achraf Hakimi, usai mencetak gol saat adu penalti lawan Spanyol di 16 besar Piala Dunia 2022, Selasa (6/12/2022). Maroko menang 3-0 pada babak adu penalti, setelah bermain imbang tanpa gol di waktu normal dan babak perpanjangan waktu. (Sumber: AP Photo/Ricardo Mazalan)

DOHA, KOMPAS.TV - Jelang laga Maroko vs Portugal, Achraf Hakimi dan kawan-kawan tidak hanya mendapat dukungan dari 37 juta penduduk tanah kelahiran mereka. Namun, seluruh Benua Afrika bersatu mendukung Singa Atlas.

Pertandingan Maroko vs Portugal di perempat final Piala Dunia Qatar 2022 akan digelar Sabtu (10/12/2022) malam pukul 22.00 WIB.

Timnas Maroko sendiri menjadi tim Afrika keempat yang sukses menembus perempat final Piala Dunia. Singa Atlas juga menjadi satu-satunya tim Afrika yang tersisa di Qatar 2022.

Kemenangan Maroko atas Spanyol di babak 16 besar lalu pun jadi kebangaan tersendiri bagi 1,3 miliar penduduk Afrika. Benua Afrika akhirnya menyumbangkan wakil di perempat final Piala Dunia setelah 12 tahun.

Sebelum Maroko, tim Afrika yang sukses menembus perempat final Piala Dunia adalah Kamerun (1990), Senegal (2002), dan Ghana (2010). Belum ada yang mampu menembus babak semifinal.

Baca Juga: Perempat Final Piala Dunia, Maroko vs Portugal: Teka-teki Nasib Ronaldo, Menanti Jimat Achraf Hakimi

Di lain sisi, keberhasilan Maroko juga menjadi harapan bagi tim Afrika lain. Presiden Asosiasi Sepak Bola Sudan Selatan Augustino Madout Parek menyebut kegemilangan Maroko menjadi bukti bahwa tim Afrika bisa melaju jauh, bahkan hingga memenangi Piala Dunia.

"Maroko adalah kebanggan kami," kata Madout kepada Associated Press, Sabtu (10/12). Ia yakin Maroko bisa mengalahkan Portugal nanti malam.

Selain di Casablanca dan kota-kota Maroko lain, pertandingan Maroko vs Portugal juga bakal disaksikan fan di berbagai penjuru Afrika.

Marvellous Mutohwo, warga Zimbabwe yang sudah bertahun-tahun tidak nonton bola, rela menonton pertandingan Maroko vs Portugal demi mendukung Singa Atlas.

Mutohwo pun berencana menonton bersama teman-temannya di bar. Selain karena akses listrik susah di kampung halamannya, Mutohwo hendak menonton bersama banyak teman untuk mengantisipasi pelecehan.

"Setidaknya saya bakal memiliki bahan pembicaraan jika orang-orang mendikusikan sepak bola, karena sepak bola adalah apa yang dibicarakan orang-orang belakangan ini. Ada kehebohan besar karena sebuah tim Afrika bisa berbuat banyak di Qatar. Saya tidak bisa melewatkannya!" kata Mutohwo.

Dukungan untuk Maroko juga mengalir deras dari masyarakat yang mengidentifikasikan diri sebagai orang Afrika sekaligus Arab.

Hussein Idow Ali, seorang penduduk Somalia, rela menanggalkan dukungan untuk Selecao das Quinas karena "saudaranya", Maroko, bertanding.

"Saya mendukung Maroko sebagai orang Afrika sekaligus saudara Arab dan muslim kami. Saya harap mereka membawa pulang trofi Piala Dunia ke Rabat (ibu kota Maroko). Namun, jika mereka (Maroko) kalah, saya akan balik mendukung Portugal, sesuatu yang saya harap tidak terjadi," kata Ali.

Sementara itu, Sidiki Sanoe, mahasiswa asal Liberia, menyebut kemenangan Maroko atas Spanyol di babak 16 besar Piala Dunia lalu memberikan pesan kuat ke seluruh dunia.

"Apa yang kami, orang Afrika, mencoba kerjakan adalah sesuatu yang lebih jauh dari sepak bola," kata Sanoe.

"Kami ingin berkata ke dunia bahwa Afrika punya talenta. Kami sangat bertalenta, kami dapat melakukan hal-hal yang lebih baik dan kami bisa sukses," pungkasnya.

Baca Juga: Rangking FIFA Tim 8 Besar Piala Dunia: Brasil-Argentina Teratas, Maroko Paling Buncit

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU