> >

Jokowi Tak Sebut PSSI saat Umumkan Indonesia Lolos dari Sanksi FIFA, Bentuk Ketidakpercayaan?

Sepak bola | 8 Oktober 2022, 11:47 WIB
Ilustrasi. Imbas pidato Jokowi soal lolosnya Indonesia dari sanksi FIFA dinilai akan membuat ketidakpercayaan terhadap PSSI semakin besar. (Sumber: PSSI.org)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Ignatius Indro menilai pidato Presiden Jokowi yang mengumumkan Indonesia lolos dari sanksi FIFA tanpa menyebut PSSI, sebagai bentuk ketidakpercayaan terhadap federasi sepak bola nasional itu. 

Pengumuman tersebut disampaikan Jokowi usai kericuhan yang berujung tragedi di Stadioan Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang, termasuk anak-anak dan perempuan, pada Sabtu, 1 Oktober 2022. 

Menurut Indro, tidak disebutnya nama PSSI dalam pidato Jokowi pada Jumat (7/10/2022) malam, merupakan hal yang menyakitkan bagi pemegang otoritas sepak bola nasional itu.

"Ini artinya FIFA melakukan bypass dari PSSI langsung ke pemerintah. Tentu ini menyakitkan bagi PSSI," paparnya kepada KOMPAS.TV, Sabtu (8/10/2022).

Indro juga melihat pidato Jokowi tersebut mengisyaratkan ketidakpercayaan kepada PSSI yang kian besar. 

"Dan ini mungkin bentuk ketidakpercayaan kepada PSSI yang semakin membesar. Sehingga mendapat semacam 'hukuman' yang dilakukan oleh FIFA," paparnya. 

Baca Juga: Tak Ada PSSI dalam Pidato Jokowi soal Lolosnya Indonesia dari Sanksi FIFA

PSSI Pemilik Otoritas 

Ketika ditanya, apakah ini hukuman dari FIFA atau dari Jokowi? 

Indro menjawab, jika mengacu pada surat FIFA dalam pidato Jokowi, itu sebagai bentuk teguran atau hukuman.

"Ini FIFA dong yang kasih hukuman. Kan Presiden ngomong seperti itu berdasarkan surat dari FIFA," imbuhnya.

Ia menduga FIFA menyadari bahwa PSSI sebagai otoritas sepak bola tertinggi, seharusnya bisa mencegah terjadinya tragedi Kanjuruhan.

"Mungkin FIFA tahu, otoritas tertinggi sepak bola kan di tangan PSSI. Dan PSSI harusnya bisa mencegah terjadinya peristiwa Kanjuruhan," ujar Indro. 

"Jadi tanggung jawab tertinggi ada di PSSI." 

Ia juga menyinggung soal tidak dilibatkannya PSSI dalam upaya mentransformasi dunia sepak bola Indonesia.

Seperti diberitakan, dalam pidatonya, Jokowi mengatakan pemerintah akan bekerja sama dengan FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dalam melakukan upaya tersebut. Tanpa menyebut nama PSSI.

"Jadi akan ada kesulitan kalau pemilik tanggung jawab kejadian menjadi bagian dari transformasi sepak bola indonesia," tutupnya.

Baca Juga: Pasca Tragedi Kanjuruhan, Jokowi : Sepak Bola Indonesia Tidak Diknakan Sanksi Oleh FIFA

Pidato Jokowi soal Sanksi FIFA

Dalam pidatonya pada Jumat malam, Presiden Jokowi menyebutkan pemerintah akan berkolaborasi dengan FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dalam upaya membangun masa depan sepak bola Indonesia.

Jokowi tidak menyebut sama sekali PSSI sebagai pemegang otoritas sepak bola di negeri ini dalam pidatonya.

"Kemarin saya terima surat dari FIFA. Alhamdulillah, sepak bola Indonesia tidak dikenakan sanksi oleh FIFA," kata Jokowi. 

"FIFA bersama-sama dengan pemerintah akan membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia, dan FIFA akan berkantor di Indonesia selama proses-proses tersebut," sambungnya. 

Sebagai informasi, dalam statuta PSSI pasal 3 poin 4 disebutkan mengenai mandat PSSI sebagai satu-satunya organisasi yang mendapatkan tugas mengelola sepak bola di Indonesia. 

"PSSI adalah satu-satunya organisasi Sepak Bola yang bersifat nasional yang berwenang mengatur, mengurus dan menyelenggarakan semua kegiatan atau kompetisi Sepak Bola di Indonesia yang sesuai dengan kerangka FIFA, AFC dan AFF," bunyi peraturan itu dikutip dari situs resmi PSSI.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU