Ricuh di Pertandingan Liga Argentina, Gas Air Mata Kembali Digunakan, 1 Orang Tewas
Sepak bola | 7 Oktober 2022, 17:53 WIBBUENOS AIRES, KOMPAS.TV - Setidaknya satu orang tewas dalam kericuhan di pertandingan Liga Argentina antara Gimnasia La Plata vs Boca Juniors pada Kamis (6/10/2022) malam waktu setempat.
Dilansir dari Associated Press, Jumat (7/10/2022), menurut pihak berwenang dan saksi mata, kericuhan diawali saat pendukung Gimnasia yang berada di luar berusaha masuk ke stadion yang sudah terisi penuh.
Alhasil, polisi pun harus menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk mencoba membuat penonton mundur, yang membuat bentrokan tak terhindarkan.
Pertandingan antara Gimnasia vs Boca Juniors sendiri hanya berlangsung selama 9 menit setelah wasit Hernán Mastrángelo menghentikan pertandingan karena merasa kurangnya keamanan untuk terus melanjutkan laga.
Setelah laga berhenti, para pemain kedua tim pun masuk ke ruang ganti.
Area dalam stadion yang juga terkena dampak dari gas air mata membuat para penonton memasuki lapangan untuk menghindari gas air mata serta mencari jalan keluar.
Dalam kericuhan di Liga Argentina itu, satu orang dinyatakan tewas. Menurut Sergio Berni, menteri keamanan provinsi, korban tersebut meninggal karena serangan jantung.
Baca Juga: Kameraman Disebut Sudah Cium Gelagat akan Ada Kericuhan Saat Laga Arema vs Persebaya di Kanjuruhan
“Sayangnya ada satu orang yang meninggal. Dia meninggal karena masalah jantung,” ungkap Berni yang tak merinci tentang bagaimana keadaan korban.
Atas insiden ini, Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) melakukan kecaman dan mengatakan akan memberantas kelakuan yang menodai semangat sepak bola ini.
"AFA sangat menolak peristiwa yang terjadi hari ini di sekitar stadion Gimnasia dan menyatakan komitmennya untuk terus berupaya memberantas insiden semacam ini yang menodai semangat sepak bola," tulis mereka di Twitter.
Sementara itu, pemain Gimnasia Leonardo Morales menceritakan insiden yang terjadi di stadion itu sempat membuat putranya yang baru berusia 2 tahun mengalami sesak dan kesulitan untuk bernapas.
"Putra saya yang berusia 2 tahun tidak bisa bernapas. Kami merasa putus asa dan khawatir tentang semua orang di tribun. Ini gila! Kami memainkan pertandingan sepak bola normal dan itu berubah menjadi ini dan perasaan bahwa kerabat kita hampir mati," tutur Morales dikutip dari ESPN.
Kejadian di Liga Argentina ini terjadi kurang sepekan setelah Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang.
Dalam insiden itu, korban tewas diakibatkan karena tembakan gas air mata yang membuat para suporter di Stadion Kanjuruhan mengalami sesak napas dan terinjak-injak saat berusaha keluar dari stadion.
Baca Juga: Kisah Korban Tragedi Kanjuruhan yang Harus Berutang Rp750 Ribu untuk Bayar Infus
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press/ESPN