PBSI Ungkap Alasan Kegagalan Indonesia di Denmark Open 2021
Kompas sport | 24 Oktober 2021, 20:11 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Para pebulu tangkis Indonesia gagal total di ajang Denmark Open 2021. Pengurus Pusat Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) pun mengungkap alasan kegagalan tersebut.
Sebagaimana diketahui, pada Denmark Open 2021, seluruh atlet Pelatnas Cipayung tampil tak maksimal. Satu per satu mereka rontok hingga tak mampu menggapai babak pamungkas.
Federasi bulu tangkis Tanah Air, PBSI pun menyebut faktor utama kegagalan Indonesia di Denmark Open 2021 karena kelelahan setelah sebelumnya para atlet berlaga di tiga turnamen Eropa.
Manajer tim Indonesia di Denmark Open Aryono Miranat mengakui hal itu. Ia menyebut tak sedikit pebulu tangkis Indonesia sudah kehabisan energi. Efeknya, mereka tak bisa tampil maksimal dan tersingkir dari seluruh nomor turnamen BWF Super 1000 ini.
Baca Juga: Hasil Denmark Open 2021: Jonatan Christie Mundur Akibat Cedera, Kento Momota Melaju ke Semifinal
"Sebelumnya pemain sudah tampil di ajang Piala Sudirman di Finlandia dan Piala Thomas-Uber di Denmark. Tenaga dan stamina tidak cukup untuk kembali tampil maksimal di Denmark Open yang juga melibatkan pemain top dunia," kata Aryo dalam keterangan resmi PBSI di Jakarta, Minggu (24/10/2021).
Menurutnya, PBSI juga mendapati dua atlet terbaik Indonesia di sektor tunggal putra mengalami cedera pinggang, yaitu Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie.
Akibat cedera itu, Ginting langsung mundur di babak pertama sementara Jonatan juga melakukan hal serupa. Namun bedanya, penentu kemenangan Indonesia di final Piala Thomas 2021 itu mengundurkan diri saat sudah di perempat final.
Aryo menjelaskan cedera yang dialami kedua pemain itu sebenarnya sudah terjadi sejak Piala Thomas, namun keduanya terus memaksakan untuk bermain hingga Denmark Open.
Baca Juga: Hasil Denmark Open 2021: Kalah dari Ganda China, Greysia/Apriyani Tersingkir di Perempat Final
"Ginting dan Jonatan mengalami cedera yang sebenarnya didapat saat tampil di Piala Thomas sebelumnya. Mereka ngotot dan tampil habis-habisan di Piala Thomas karena motivasi untuk juara begitu besar, mengalahkan rasa sakitnya," papar dia.
Tidak hanya pemain utama, Aryo juga menyoroti susunan pelapis yang sudah tampil baik, namun masih kurang pengalaman untuk berlaga di turnamen tingkat atas.
"Pemain pelapis yang baru main di level Super 1000 beberapa ada yang menunjukkan permainan yang baik. Hanya saja, faktor pengalaman bertanding yang masih kurang, mereka pada poin-poin akhir sering terburu-buru dan banyak melakukan kesalahan sendiri," ujar Aryo.
Baca Juga: Hasil Denmark Open 2021: Bagas/Fikri Takluk, Indonesia Tak Sisakan Wakil di Ganda Putra
Menurutnya, kurang tenangnya permainan atlet pelapis lebih dikarenakan jam terbang yang masih minim, namun sisi positifnya adalah dengan mengikuti Denmark Open, mereka bisa menambah pengalaman bertanding.
"Walaupun kalah, hal itu tetap ada sisi positifnya bagi mereka untuk bisa menambah jam terbang dan pengalaman, karena kalahnya oleh pemain-pemain top level dunia," sambung Aryo.
“Tetap ada evaluasi terutama bagi pemain yang performanya dirasa kurang berkembang. Ini kami serahkan ke pelatih masing-masing.”
Penulis : Gading Persada Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Antara