> >

Kepemimpinan Papua Bangun Indonesia: Pintar Saja Tak Cukup, tapi juga Berkarakter

Sosial | 1 Juli 2020, 22:40 WIB
Diskusi webinar bertajuk Kepemimpinan Papua dalam Membangun Indonesia yang digelar KOMPAS TV, Selasa (30/6/2020). (Sumber: Screenshot)

KOMPAS.TV - Sumber daya manusia di Papua patut diperhitungkan di kancah nasional maupun global. 

Hal tersebut dikatakan akademisi Universitas Cendrawasih J.R. Mansoben, MA, Ph.D. saat diskusi webinar bertajuk Kepemimpinan Papua dalam Membangun Indonesia yang digelar KOMPAS TV, Selasa (30/6/2020).

Dia optimistis bahwa putra-putri Papua mampu bersaing untuk membangun Indonesia. Hanya saja, menurutnya, sumber daya manusia (SDM) di Papua sering kali kurang diperhatikan.

Oleh Karena itu, butuh perhatian serius agar pemerintah pusat maupun daerah bisa memberi kesempatan lebih besar bagi SDM Papua untuk bisa berkarya.

"Ada kesempatan yang ditunjukkan untuk pemuda Papua yang lebih besar lagi untuk menyerap sumber daya manusia Papua supaya bisa dimanfaatkan, bukan hanya membangun Papua tapi juga membangun membangun Indonesia," katanya.

Baca Juga: Stop Rasisme, Rawat Keberagaman dengan Pemberdayaan SDM Papua

Mampu Bersaing

Hal senada juga diungkapkan Ketua Presidium PP PMKRI 2020-2022 Benidiktus Papa. Dia menilai bahwa kualitas putra-putri Papua patut sejatinya mampu bersaing, bahkan hingga internasional.

"Sebenarnya secara kapasitas, secara kualitas, SDM Papua untuk membangun Papua saya kira sudah mumpuni. Hanya persoalannya adalah persoalannya ketiadaan ruang untuk mereka,"k katanya pada kesempatan yang sama.

Kebijakan-kebijakan pemerintah, menurut dia, tidak memberikan ruang kepada pemuda-pemudi Papua untuk berkreasi, mengabdi, serta bekerja di kampung sendiri.

Lebih lanjut, Benidiktus menilai bahwa orientasi otonomi khusus (otsus) Papua masih pada infrastruktur, tapi kurang pada peningkatan serapan tenaga kerja Papua yang punya semangat cukup tinggi.

"Stigma bahwa orang Papua tidak cukup berkualitas itu menyebabkan mereka merasa kehilangan kepercayaan diri untuk bertarung di daerah. Ini jadi persoalan yang perlu dievaluasi termasuk pelaksanaan otonomi khusus Papua karena ini berkaitan dengan Otsus Papua," tuturnya.

Baca Juga: Peran Anak Muda Papua dalam Pembangunan NKRI

Pintar Belum Cukup

Sementara itu, Bupati Kabupaten Paniai Meki Nawipa menuturkan, Pemerintah Provinsi Papua sendiri selama ini terus bekerja keras untuk meningkatkan kualitas SDM di wilayahnya.

Bahkan pihaknya mengaku telah mengirim hampir ribuan mahasiswa Papua ke luar negeri untuk menempuh pendidikan.

"Jadi banyak anak-anak Papua itu sekolah di Amerika, sekolah di Rusia, Eropa, Australia, termasuk yang di New Zealand, itu bagian dari program Pemerintah Provinsi Papua," jelasnya.

Kemudian yang terpenting, menurut Meki, menjadi orang pintar saja tidak cukup tanpa memiliki karakter yang baik.

"Jadi kalau ada orang pintar, tapi karakternya tidak bagus, itu Papua tidak butuh orang seperti itu. Bahkan bukan di Papua saja, di seluruh dunia juga begitu," terang Meki.

"Orang butuh orang yang jujur, orang butuh orang yang well educated dan bisa di-trusted. Ini yang kami sedang coba berusaha untuk bagaimana meramu menjadi satu dan Pak Gubernur sudah memulai," sambungnya.

Dia pun berharap anak-anak Papua bisa terus berprestasi hingga dunia dengan tetap memiliki karakter yang baik.

"Kita mau melihat bahwa ada orang Papua yang berprestasi, orang Papua yang hebat, orang Papua yang bisa dipercaya, punya karakter yang bagus yang akan menjadi pemimpin di negeri ini dan menyumbangkan semua skill dan kemampuan untuk Papua dan Indonesia," pungkasnya.

Diketahui dalam diskusi tersebut hadir pula panelis lain, yakni pilot Perempuan Papua Martha Astin Itaar serta Anggota Timnas RI yang kini bermain di liga Thailand, Rudolf Yanto Basna.

Baca Juga: BIN - UI Nilai Diskusi Soal Papua Tidak Berimbang

 

Penulis : fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU