Data Seluruh Anggota Polri Diduga Dibobol dan Dijual Puluhan Juta oleh Hacker di Pasar Gelap
Berita kompas tv | 16 Juni 2020, 04:00 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Apriyanto, menyebut seseorang mengklaim sudah berhasil membobol data seluruh anggota Polri. Data tersebut kemudian dijual di pasar gelap.
Sang pembobol atau hacker dengan nama Hojatking yang tak disebut namanya itu dikatakan bisa dengan muda mengakses, mencari dan mengganti data anggota Polri.
Demikian disampaikan Teguh Apriyanto melalui akun Twitter miliknya dengan nama @secgron pada Senin (15/6/2020).
Baca Juga: Diretas Hacker, Tokopedia: Kami Pastikan Info Password dan Data Keuangan, Aman!
Teguh mencontohkan, salah satu anggota polisi yang namanya sengaja diburamkan baru saja dimutasi ke Tim Detasemen Khusus atau Densus 88 Anti Teror.
“Contohnya ini,baru mutase ke Densus 88 eh datanya sudah bocor,” kata Teguh lewat cuitannya seraya menambahkan gambar hasil tangkapan layar.
Menurut Teguh, akses ke aplikasi untuk mengakses dan mengganti data tersebut dijual seharga 1.200 dollar AS atau setara Rp17 juta.
Baca Juga: 2,3 Juta Data KPU Dijual di Forum Hacker, Peretas Juga Tawarkan 200 Juta Data Penduduk Indonesia
Sementara untuk informasi bug pada aplikasi tersebut dijual seharga 2.000 dollar AS atau Rp28,5 juta.
Menurut Teguh, bocornya data anggota Polri sangat berbahaya. Sebab, teroris dengan mudahnya mem-profiling data anggota Densus 88.
Teguh menambahkan, bukan kali ini saja Polri menjadi korban pembobolan hacker, tetapi sudah sering. Berdasarkan zone-h.org asset milik Polri sudah pernah dibobol sebanyak259 kali.
Bahkan pada tahun 2015, tampilan utama website polri.go.id tertulis tagar #SaveKPK. Menurut Teguh, meski polisi membantah adanya pembobolan data, dirinya tidak akan mempercayainya begitu saja.
Baca Juga: Aktivis Ravio Patra Ditangkap Polisi Gara-Gara Pesan Berantai Ternyata WhatsApp-nya Diretas
“Jika selama ini sistem keamanan mereka dikenal canggih, ketika mereka ngomong ‘engga ada’ saya bisa aja langsung percaya,” tulis @secgron.
“Sementara selama ini system keamanan mereka dikenal sangat buruk. Semudah itu untukpercaya ketika mereka ngomong enggak ada? Ya enggak lah!”
Menurut Teguh, jika polisi membantah tidak adanya pembobolan namun tanpa didasari investigasi mendalam, maka bantahan itu merupakan pernyataan yan senbarangan dan terburu-buru.
Sementara itu, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Argo Yuwono, ketika dikonfirmasi membantah adanya kabar peretasan tersebut.
Baca Juga: Website Resmi Pemkab Buol Diretas, Hacker Kecewa Soal Penanganan Covid-19
Namun demikian, Argo menambahkan, pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait informasi yang beredar tersebut.
"Tidak ada," kata Argo singkat Senin (15/6/2020).
Ketika ditanya informasi yang disebarkan tersebut hoaks atau tidak, Argo menjawab Polri akan melakukan penyelidikan.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV