> >

Jelang Nataru 2025, BKSDA Jaga Ketat Pintu Masuk Gunung Marapi dan Antisipasi Pendaki Liar

Humaniora | 3 Desember 2024, 16:33 WIB
Gunung Marapi, Sumatera Barat, saat erupsi pada Januari 2023 lalu. (Sumber: ANTARA)

PADANG, KOMPAS.TV - Jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) mengambil langkah tegas untuk mengawasi pendaki liar yang berusaha menaiki Gunung Marapi, Gunung Tandikek, Gunung Sago, dan Gunung Singgalang. 

Pengawasan ini dilakukan sebagai upaya memastikan keselamatan masyarakat di tengah potensi bahaya aktivitas vulkanik.

"BKSDA menyiapkan petugas yang akan melakukan pemantauan agar tidak ada pendaki yang menaiki gunung tersebut saat libur Natal dan Tahun Baru," ujar Kepala Sub-Bagian Tata Usaha BKSDA Sumbar, Dian Indriati di Padang, Rabu.

Dian menjelaskan, pintu masuk menuju gunung-gunung tersebut cukup banyak.

Sehingga diperlukan kerja sama dengan masyarakat lokal dan Babinsa (Bintara Pembina Desa) untuk menjaga akses masuk.

Baca Juga: Tingginya Curah Hujan Sebabkan Harga Sayuran Naik Di Pasaran

Selain itu, pemerintah nagari atau desa di sekitar kawasan juga akan dilibatkan untuk mengawasi upaya pendakian liar.

Pihak BKSDA menegaskan, pendakian ke Gunung Marapi dan gunung-gunung lainnya hingga saat ini belum diizinkan.

Hal ini disebabkan oleh kondisi aktivitas vulkanik Gunung Marapi yang masih berfluktuasi, sehingga dikhawatirkan dapat membahayakan keselamatan para pendaki.

"Jadi kami akan mengantisipasi pendaki liar yang mencoba masuk. Langkah ini untuk menjamin keselamatan masyarakat," tegas Dian dikutip dari Antara.

Sebagai catatan, pada 3 Desember 2023, Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar pernah meletus.

Kejadian tersebut mengakibatkan 75 pendaki terjebak di gunung, dengan 24 orang dinyatakan meninggal dunia. 

Pasca-erupsi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Marapi dari Waspada menjadi Siaga.

Pada 1 Juli 2024, status tersebut sempat diturunkan kembali menjadi Waspada.

Namun, aktivitas vulkanik meningkat pada November 2024, sehingga status kembali naik ke Siaga.

Akhirnya, pada 1 Desember 2024, Badan Geologi menurunkan status kembali ke Waspada karena penurunan aktivitas kegunungapian.

Pengawasan yang diperketat oleh BKSDA Sumbar merupakan respons atas dinamika kondisi tersebut.

Sekaligus sebagai langkah preventif untuk memastikan keamanan masyarakat selama libur akhir tahun.

Baca Juga: BMKG Sampaikan Kabar Buruk Bagi Indonesia, Salju Abadi Gunung Jayawijaya Terancam Punah

Penulis : Kiki Luqman Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU