> >

Dorong Hilirisasi, Jokowi Sebut Pengembalian Aset Freeport, Newmont dan Rokan Perlu Keberlanjutan

Politik | 28 Mei 2024, 22:07 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan pidato pembukaan acara Inagurasi Menuju Ansor Masa Depan di Istora Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2024). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap, pengambilan aset-aset strategis yang dikelola pihak luar perlu dilanjutkan.

Langkah tersebut untuk mendorong pembangunan secara merata, hilirisasi industri, program-program kerakyatan hingga transformasi menuju ekonomi hijau.

Aset-aset strategis yang perlu diakuisisi seperti PT Freeport Indonesia di Papua Tengah, Newmont di Nusa Tenggara Barat dan Blok Rokan, Riau perlu keberlanjutan.

Presiden Jokowi menjelaskan, jika saham PT. Freeport Indonesia sudah 61 persen, perkiraan keuntungan yang masuk ke kas negara sekitar 70-80 persen. 

Keuntungan tersebut baik dalam bentuk royalti, PPh badan, PPh karyawan, dalam bentuk bea ekspor/bea keluar.

Jika hasil tersebut dikumpulkan dan dipastikan berada pada jumlah yang sangat besar.

Baca Juga: Apakah Harga BBM Naik per 1 Juni 2024? Ini Kata Jokowi

Adapun saat ini Indonesia menjadi pemilik mayoritas saham PT Freeport Indonesia yakni 51,24 persen.

Akuisisi PT Freeport Indonesia tidak menggunakan kekuatan, melainkan menggunakan dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi global senilai 4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp57 triliun.

Biaya untuk akuisisi 41,87 persen saham Freeport Mc-Moran senilai 3,85 miliar dolar AS oleh Indonesia melalui MIND ID pada 2018 lalu.

Perhitungannya biaya tersebut akan segera lunas pada 2024 mendatang. 

"Kalau kita berbicara Freeport, itu bukan milik Amerika lagi, tapi sudah menjadi milik negara kita Indonesia. Sudah menjadi milik kita. Dan itu pengambilalihannya, saya buka sedikit, pakai uang. Tidak pakai kekuatan, tapi pakai uang. Uangnya ngambilnya dari Amerika," ujar Jokowi dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (28/5/2024). 

Lebih lanjut Presiden Jokowi telah menjadwalkan kunjungan ke sumur minyak terbesar Indonesia di Blok Rokan, Riau. 

Baca Juga: Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Kunjungan Presiden Jokowi ke Blok Rokan untuk mengetahui sejauh mana progres pengelolaan sumur minyak tersebut setelah diambil alih negara dari perusahaan migas Amerika Serikat, Chevron. 

Sebelumnya Blok Rokan dikelola PT Chevron Pacifik Indonesia (PT CPI), sejak pertama kali ditemukan tingginya minyak bumi di daerah tersebut pada tahun 1941. 

Setelah ditemukan, PT CPI melakukan ekplorasi dan produksi di tahun 1951.

Kemudian 9 Agustus 2021 pukul 00.01 WIB, operasional wilayah kerja Blok Rokan beralih dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Chevron Pacific Indonesia (CPI), kepada KKKS Pertamina Hulu Rokan (PHR).

"Saya mau cek apakah kita kelola sendiri itu lebih baik daripada dikelola oleh asing," ujar Jokowi.

Presiden Jokowi menambahkan, ada dua kemungkinan usai pengelolaan jatuh ke tangan Indonesia, yaitu bisa lebih baik atau justru menjadi tidak baik. 

Baca Juga: Jokowi Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport Indonesia

Jokowi berharap, pengelolaan sumur minyak itu jauh lebih baik ketika diambil alih negara. 

"Saya harapkan minggu depan saya ke Rokan, moga-moga hasilnya lebih baik dari sebelumnya," ujar Jokowi.

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU