Megawati di Rakernas V PDIP: Persiapkan Pilkada, Jaring Calon yang Setia dan Tidak Bohong
Politik | 27 Mei 2024, 05:20 WIB“Iya kan, kasihan. Belum lagi sekarang karena apa? Orang tuanya tidak mengajarkan yang namanya budi pekerti, itu kan terjadi perundungan, bullying,” tuturnya.
Menurut Megawati, perundungan terjadi itu karena ibu dari pelaku kurang mendidik si anak. Ia pun memperingatkan para kader PDIP agar anak mereka tidak menjadi pelaku perundungan.
"Eh, ibu-ibu, rungokke (dengarkan, red), awas lho ya kalau dari PDI Perjuangan ada anak nanti saya dengar bikin bullying, merundung anak-anak orang lain. Kasih empati, beri budi pekerti, begitu lho. Jangan terus mau mejeng wae (saja), aduh gawat.”
“Tanamkan itu dari awal, sopan santun pada orang tua. Aduh itu sudah kayaknya kadang-kadang saya mikir ini dunia mana ini,” tambahnya.
Ia juga menyebut tantangan ke depan tidak mudah dan masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
“Jadi kalau sikap politik partai, tantangan ke depan tidaklah ringan, juga bagaimana beratnya pekerjaan rumah untuk membangun sistem hukum yang berkeadilan karena menurut saya, saya bilang hukum itu sekarang versus hukum.”
“Hukum yang mengandung kebenaran, berkeadilan, melawan hukum yang dimanipulasi, padahal ini hukum dan hukum. Ini kejadian di MK (Mahkamah Konstitusi), di KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), terus di KPU (Komisi Pemilihan Umum). Heran saya di KPU. Lho iya lho, nggak ngerti saya, kok bisa nurut begitu lho,” bebernya.
Baca Juga: Pidato di Penutupan Rakernas PDIP, Megawati Puji Gaya Soekarno Blusukan dengan "Mode Incognito"
Padahal, lanjut dia, KPU harusnya menerapkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (luber dan jurdil), dan netral.
“Eh nggak, aduh pusing dah. Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum), mana ada saya dengar semprit, nggak ada. Kan mestinya sempritnya keras banget kan, prat prit, apalagi yang kemarin, mestinya prat prit prat prot, nggak ada. Sepi, sunyi sendiri. Haha bener apa nggak?”
“Jadi ayo dibenerin sudah. Supaya apa sih? Sebagai penopang sehatnya kehidupan demokrasi,” ajaknya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV