Vina, Setelah Film Ditayangkan (I): Pro-Kontra dan Jejak Kejahatan
Peristiwa | 18 Mei 2024, 05:00 WIBMarliana berharap film ini menjadi sebuah pembelajaran agar tak ada korban seperti adiknya.
“Sama seperti Pak Dheeraj, jangan ada Vina-Vina lain, cukup adik saya saja,” tuturnya.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Respons Rumor Buron Kasus Pembunuhan Vina Ada di Jakarta
Sementara sang sutradara, Anggy Umbara, mengungkapkan alasannya mau mengangkat kisah Vina menjadi sebuah film.
Anggy mengaku sudah mendengar kisah Vina pada 2016 lalu. Dia merasa geram dengan apa yang menimpa Vina serta bagaimana kasusnya berjalan.
Selain itu, dia rupanya juga memiliki kedekatan tersendiri dengan Kota Cirebon yang juga menjadi tempat kelahiran sang ayah.
"Karena saya juga punya kedekatan dengan Cirebon, bapak saya lahir di Cirebon," ucap Anggy, seperti dilansir Kompas.com.
"Jadi ketika ditawari, saya secara personal juga memang geram banget sama kasus ini," imbuhnya.
Sementara Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia Rommy Fibri Hardiyanto menilai film Vina merupakan film drama thriller dan crime yang tidak menampilkan unsur kesadisan dan ketelanjangan.
"Bagi LSF, film-film bertemakan kekerasan hanya dapat dipertunjukkan bagi penonton dewasa,” ungkap Rommy saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/5/2024).
Namun di balik pro dan kontra mengenai cerita dan adegannya, Vina: Sebelum 7 Hari justru mencuatkan kasus lama yang belum terungkap semuanya hingga saat ini.
Dari 11 pelaku pembunuh Vina, masih ada tiga orang yang belum ditangkap yaitu Andi, Dani dan Pegi alias Perong.
Kini aparat mulai menelisik kembali dan siap bergerak mencari sisa pelaku yang masih belum ditangkap.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV