> >

Mahfud MD Percaya Adanya Koalisi Besar Tak Tutup Peluang Oposisi

Politik | 15 Maret 2024, 22:15 WIB
Para ketua umum partai dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di kediaman Prabowo di Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (22/10/2023) malam. (Sumber: KOMPAS/PRIYOMBODO)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wacana mengenai Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi pimpinan koalisi besar di pemerintahan selanjutnya, menjadi perbincangan dalam beberapa hari terakhir. 

Munculnya wacana tersebut diungkap Ketua Institut Harkat Negeri Sudirman Said.

Sudirman mengaku mendapat informasi mengenai skenario seluruh parpol berada di koalisi pemerintahan. Informasi tersebut berkembang hingga memunculkan spekulasi Jokowi lah yang akan memimpin koalisi besar tersebut. 

Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, menilai ada atau tidak koalisi besar merupakan kepentingan dari pemerintah selanjutnya. 

Namun dia menilai tidak semua partai akan masuk dalam pemerintahan. Meski nantinya partai pendukung pemerintah sangat besar, menurut Mahfud, pasti akan ada partai yang menjadi oposisi.

Baca Juga: Anies Enggan Spekulasi soal Koalisi Besar Dipimpin Jokowi: Biar Teman-Teman di Parpol yang Komentar

"Sejauh yang saya tangkap, koalisi besar pun kan tidak menutup peluang oposisi, enggak membuat mayoritas yang sistemik," ujar Mahfud, Kamis (14/3/2024).

Lebih lanjut, dia menilai rencana koalisi besar yang muncul belakangan ini tidak bisa dipastikan terbentuk karena proses dan tahapan Pemilu 2024 masih berjalan. 

Menurutnya, gambaran soal rencana koalisi besar bisa terlihat jika Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah mengumumkan hasil Pemilu 2024. 

"Ya nanti terserah pemerintah yang baru (ada koalisi besar). Apakah itu bagus atau tidak, nanti sambil diskusi menunggu perkembangan," ujar Mahfud. 

Sebelumnya Sudiman Said mengaku mendengar informasi akan ada skenario agar seluruh parpol berada dalam koalisi pemerintahan. 

Baca Juga: Waketum Golkar Erwin Aksa Sebut Koalisi Besar Tak akan Ancam Demokrasi

"Sudah mulai ada bisik-bisik, sudah seluruh partai dimasukkan saja ke dalam satu koalisi besar, permanen, jangka panjang. Tinggal satu atau dua ditinggalkan di luar," ujar Sudirman, Sabtu (2/3/2024).

Menurutnya, jika itu benar-benar terwujud, Indonesia akan berada dalam kondisi tidak bisa diperbaiki lagi.

Terpisah, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie mengusulkan agar Presiden Jokowi memimpin koalisi partai politik yang mempunyai visi yang sama menuju Indonesia Emas tahun 2045. 

Menurut Grace, Jokowi harus menjadi sosok yang berada di atas semua parpol. 

"Saya pikir ide bagus juga, Pak Jokowi mungkin bisa jadi ketua dari koalisi partai-partai, semacam barisan nasional, partai-partai mau melanjutkan atau punya visi yang sama menuju Indonesia emas," ujar Grace, Minggu (10/3/2024), dikutip dari Kompas.com

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU