> >

Tom Lembong: Ada Indikasi Kebijakan Bansos Menguras Stok Bulog sampai 1,3 Juta Ton

Rumah pemilu | 26 Februari 2024, 22:04 WIB
Co-Captain Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong di Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (30/1/2024). (Sumber: Fadel Prayoga/Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS TV - Co-Captain Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong mengatakan melonjaknya harga beras di Indonesia yang sedang terjadi saat ini karena kebijakan pemerintah yang membagikan bantuan sosial (bansos) jelang Pemilu 2024. 

Tom menyebut, kebijakan tersebut membuat kelangkaan beras di pasar, sehingga harganya menjadi naik.

Baca Juga: Terdampak Harga Beras yang Terus Naik, Pedagang Warung Terpaksa Kurangi Porsi Nasi

"Kondisi pasar beras di Indonesia itu lagi kacau balau, dan itu kalau saya menanggapi secara teknokratis, secara profesional, hampir pasti ada kaitannya dengan kebijakan yang diambil di saat-saat di bulan-bulan pemilu terkait bansos," kata Tom kepada wartawan, Senin (26/2/2024).

Menurut dia, akibat pembagian bansos beras yang amat besar jelang pencoblosan membuat stok di gudang Bulog habis.

"Ada indikasi bahwa kebijakan bansos yang ditempuh itu menguras stok Bulog sampai 1,3 juta ton. Itu angka yang sangat signifikan," katanya.

Ia menambahkan, langkah kebijakan bansos secara besar-besaran menunjukkan bahwa kondisi pemerintahan saat ini tidak berjalan baik.

Menurutnya, kondisi beras yang merupakan kebutuhan pokok, tapi ternyata malah menimbulkan gejolak harga setelah pembagian bansos.

"Kalau kondisi kebutuhan pokok yang mendasar seperti beras saja sekacau ini, kita bayangkan aspek-aspek kebutuhan masyarakat yang lainnya yang diurus oleh kementerian-kementerian lain," katanya.

Menteri Perdagangan Zukifli Hasan menyatakan, harga beras premium lokal akan mulai stabil pada bulan Maret. Ia menerangkan, periode Maret-Juni sudah masuk musim panen raya sehingga pasokan beras dalam negeri akan melimpah.

“Mudah-mudahan nanti Maret udah sebagian panen tapi puncaknya saya kira April Mei ya, baru akan stabil untuk beras lokal tapi beras yang disediakan pemerintah harganya tetap dan tidak naik, tersedia,” kata pria yang akrab disapa Zulhas ini saat mengunjungi Pasar Klender, Jakarta Timur, Senin (26/2/2024).

Ia menyampaikan, untuk saat ini harga beras premium lokal masih tinggi. Masyarakat bisa mencari alternatif beras yang lebih murah dengan mengonsumsi beras Bulog.

Adapun Bulog menyediakan beras komersil dan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di pasaran.

“Nah pemerintah menyiapkan alternatif tadi banyak Bulog dibanjiri lah. Bulog berasnya enak juga bagus ya. Ada yang komersial Rp14.000, Bulog ada beras subsidi SPHP itu Rp55.000 per karung (kemasan 5 kg), Rp11.000 per kilo. Jadi sebetulnya kalau harganya mahal, diharapkan masyarakat bisa beli alternatif. Wong berasnya bagus juga kok gitu ya,” ujarnya.

Baca Juga: Prabowo-Gibran Unggul di TPS Surya Paloh dan Tom Lembong, Anies dan Cak Imin Posisi Terakhir

Ia lalu menjelaskan penyebab harga beras premium lokal bisa mahal. Yaitu karena masa tanam yang bergeser akibat El Nino, sehingga masa panen raya juga bergeser.

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU