Rektor Diminta Buat Video Pemilu Damai, Polri: Kamtibmas Perlu Kolaborasi Komunitas Akademik
Politik | 8 Februari 2024, 09:34 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko menyampaikan bahwa pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) perlu kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat, termasuk komunitas akademik.
Hal tersebut disampaikan Trunoyudo usai sejumlah rektor perguruan tinggi diminta membuat pernyataan pemilu damai oleh polisi.
"Pemeliharaan kamtibmas merupakan tugas pokok Polri guna memberikan perlindungan dan pelayanan masyarakat. Maka, dibutuhkan kolaborasi dan partisipasi seluruh elemen masyarakat, tidak terlepas juga di antaranya adalah dari elemen civitas academic," kata Brigjen Trunoyudo di Jakarta, Kamis (8/2/2024).
Baca Juga: Wakil Ketua Komisi II DPR Ingatkan KPU untuk Pastikan Logistik Pemilu Tersimpan secara Baik
Trunoyudo pun menekankan bahwa Polri akan tetap netral dalam pemilu mendatang. Ketika ditanya dugaan anggota Polri yang meminta sejumlah rektor membuat video apresiasi pemerintahan Joko Widodo, Trunoyudo menyebut komitmen kepolisian adalah patuh ada peraturan dan perundang-undangan.
"Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo pada setiap kesempatan menyampaikan netralitas Polri tetap terjaga dan diawasi melalui lembaga-lembaga dan kontrol sosial dalam mengawasi Polri," kata Trunoyudo dikutip Antara.
"Polri diberikan tanggung jawab keamanan dan mendukung terselenggaranya Pemilu 2024 yang aman, damai, dan bermartabat," lanjutnya.
Sebelumnya, Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Ferdinandus Hindarto mengaku dihubungi seseorang yang mengaku sebagai anggota polisi untuk membuat video apresiasi pemerintahan Jokowi.
Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta Gregorius Sri Nurhartanto juga mengaku dihubungi melalui WhatsApp untuk membuat video apresiasi Jokowi. Sosok yang menghubungi Gregorius itu mengaku dari salah satu televisi swasta.
“Saya belum lama ini baru saja mendapat SMS atau pesan Whatsapp yang meminta saya untuk membuat testimoni tentang kinerja Pak Joko Widodo,” kata Gregorius dalam program "Kompas Petang" Kompas TV, Selasa (6/2).
“Dia mengaku dari salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia, namun saya tidak percaya karena biasanya stasiun televisi swasta biasanya hanya sekadar meminta waktu untuk dilakukan wawancara. Maka saya tidak akan merespons hal ini, terus terang," lanjutnya.
Belakangan, Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengakui bahwa pihaknya menghubungi Rektor Unika Soegijapranata untuk membuat video. Namun, Irwan mengaku video itu adalah seruan pemilu damai, bukan apresiasi pemerintahan Jokowi.
Kombes Irwan menuturkan hal itu sebagai program cooling system untuk mewujudkan situasi kondusif menjelang pemilu serentak pada 14 Februari 2024 mendatang.
"Cooling system ini kegiatannya antara lain mengajak tokoh masyarakat, pemuka agama, termasuk civitas akademi untuk memberikan dukungan kepada terlaksananya pemilu damai yang akan kita hadapi bersama tahun ini," kata Irwan, Selasa (6/2).
Baca Juga: Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta Sebut Gerakan Kampus Saat Ini Berdasarkan Fakta dan Realita
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV