Peneliti Litbang Kompas Sebut Kampanye Tatap Muka Belum Tentu Dongkrak Elektabilitas Capres-Cawapres
Rumah pemilu | 11 Desember 2023, 19:02 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Kampanye pemilihan presiden dengan bertemu langsung calon pemilih, belum tentu menghasilkan elektoral bagi pasangan calon presiden-wakil presiden.
Penilaian itu disampaikan oleh peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Senin (11/12/2023).
Menurut Yohan, variabel kampanye adalah untuk menaikkan popularitas, tingkat kesukaan, dan elektabilitas.
“Sebenarnya variabel campaign itu kan menaikkan elektabilitas, menaikkan popularitas, tingkat kesukaan, yang akhirnya juga berharap itu akan berbuah pada elektabilitas,” tuturnya.
Baca Juga: Tanggapan Anies Baswedan soal Hasil Survei Litbang Kompas
Namun, lanjut dia, harus dipahami bahwa model kampanye saat ini tidak melulu dengan cara pasangan calon bertemu langsung dengan pemilihnya, meskipun itu relatif lebih baik.
“Dengan luas geografis Indonesia yang luas, kemudian variabel durasi waktu, saya pikir banyak kanal-kanal yang dimanfaatkan oleh pasangan capres-cawapres yang kemudian menjadi media kampanye, salah satunya adalah media sosial.”
“Oleh karena itu, belum tentu orang yang sering turun, tiap hari ke lapangan, pasangan calon yang tiap hari ke lapangan kemudian mendongkrak elektoral,” ujarnya.
Ia mengakui agak sulit merumuskan bahwa kandidat yang sering ke lapangan untuk bertemu langsung calon pemilih akan meraih elektoral.
“Jadi rumusnya memang agak susah dipastikan mereka yang sering turun ke lapangan ini akan meraih elektoral, karena memang banyak variabel,” ujarnya.
“Misalnya variabel popularitas, kemudian bagaimana mereka membranding di sosial media sebagai kanal yang selama ini cukup aktif dan intensif dikonsumsi oleh pemilih kita.”
Berdaarkan hasil survei terkini Litbang Kompas, pasangan Anies Baswedan Muhaimin Iskandar meraih elektabilitas 16,7 persen, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 39,3 persen, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebesar 15,3 persen.
Hasil survei yang dilakukan pada 29 November-4 Desember 2023 tersebut juga menunjukkan sebanyak 28,7 persen responden belum menentukan pilihan.
Menurut Yohan, kelompok yang belum menentukan pilihan tersebut masih akan melihat dan menunggu.
“Kami melihat 28,7 persen ini memang mereka dari kelompok pemilih yang masih wait and see gitu ya melihat, karena baru sekitar sebulanan kita mendapatkan pasangan calon presiden-wakil presiden resmi.”
“Ada yang kemudian sudah tidak terlalu kaget dengan pasangan ini, ada yang kaget karena nama yang selama ini tidak beredar kemudian masuk dalam konstalasi pilpres,” ucapnya.
Baca Juga: Hasto Respons Survei Litbang Kompas: Dengan Praktik Intimidasi Ternyata Hanya Dapat 39,7 Persen
Debat kandidat yang dimulai besok, kata Yohan, diperkirakan akan menjadi salah satu bahan bagi pemilih bimbang dalam menambah referensi pilihan.
“Debat kandidat yang dimulai besok akan menjadi salah satu bahan untuk menambah referensi, sehingga cukup meyakinkan bagi mereka untuk lebih cepat memutuskan pasangan calon yang akan dipilih.”
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV