> >

Menilik 3 Figur Perempuan di Pusaran Radar Bacawapres Anies Baswedan

Rumah pemilu | 12 Agustus 2023, 06:15 WIB
Ilustrasi kandidat cawapres untuk berpasangan dengan Anies Baswedan yang dideklarasikan Partai Nasdem sebagai capres pada Pemilu 2024. (Sumber: KOMPAS.com/ANDIKA BAYU SETYAJI)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Satu per satu para kandidat bakal calon wakil presiden (Bacawapres) Anies Baswedan mulai terungkap. 

Belakangan ada tiga nama yang menghangatkan kursi pendamping Anies di Pilpres 2024. Ketiga figur tersebut datang dari kalangan perempuan. 

Ketiganya figur perempuan ini dikenal oleh publik. Mereka yakni, mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Direktur Wahid Institute Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang dikenal Yenny Wahid.

1. Susi Pudjiastuti

Susi Pudjiastuti diprediksi masuk radar Bacawapres Anies setelah mantan Gubernur DKI Jakarta itu mendatangi Susi di Pangandaran, Jawa Barat, Senin (24/7/2023). 

Bahkan Anies menyempatkan diri untuk menginap di kediaman Susi. Pada Selasa pagi (25/7/2023) kegiatan Anies bersama Susi dilanjutkan dengan mengunjungi nelayan di tempat pelelangan ikan Pangandaran.

Baca Juga: Senyum Anies Baswedan Ketika Ditanya soal Pertemuan dengan Susi Pudjiastuti di Pangandaran

Kedatangan Anies ke rumah Susi ini dianggap sebagai langkah penjajakan untuk menggandeng Susi masuk ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). 

Pendekatan Anies ke Susi ini disambut positif oleh PKS, Nasdem, dan Demokrat, anggota KPP.

Namun, untuk Demokrat menilai pertemuan tersebut sebatas silaturahmi dan tidak berujung pada pembicaraan Cawapres. 

Sedangkan PKS dan Nasdem setuju jika Anies memilih Susi sebagai Cawapres di 2024. 

"Cocok (Anies-Susi), yang pertama, kalau calon (wakil presiden) Mas Anies perempuan, nilai tambahnya tinggi. Saya menyatakan dengan tegas, 100 persen (Susi) punya kans memberi kemenangan," ujar Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, Selasa (25/7/2023). 

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali juga memberikan respons yang positif ketika ditanya kans Susi menjadi pendamping Anies. 

Baca Juga: Khofifah Jadi Incaran 3 Bacapres, Seberapa Besar Peluangnya Jadi Bacawapres?

Menurutnya, selama ini Susi punya rekam jejak yang baik di mata masyarakat. Namun, Ahmad Ali mengembalikan semua keputusan di tangan Anies.     

2. Khofifah Indar Parawansa

Nama Khofifah masuk dalam kandidat Cawapres Anies pertama kali diusulkan PKS. 

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai, Khofifah memiliki tiga kekuatan sebagai kandidat cawapres. Pertama Khofifah dari Jawa Timur, salah dari dua daerah dengan jumlah pemilih yang tinggi. 

Daerah Jatim juga menjadi perebutan bagi dua bakal Capres lainnya, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. 

Baca Juga: Seberapa Kuat Pengaruh Khofifah Mendongkrak Kemenangan Bagi Capres Di Wilayah Jawa Timur?

Kedua berlatar belakang Nahdlatul Ulama. Khofifah diyakini bisa menarik warga Nahdliyin. Ketiga perempuan. 

Perempuan menjadi daya tarik tersendiri mengingat kandidat Bacawapres yang mucul di publik lebih banyak kaum Adam. 

"Jadi Bu Khofifah ini punya banyak kekuatan," ujar Mardani di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (28/3/2023).

Nama Khofifah juga masuk dalam radar Nasdem sebagai Bacawapres Anies. Hal ini terungkap saat wawancara Yenny Wahid di program Rosi KOMPAS TV, Kamis (10/8/2023).

Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini mengaku tahun 2022 lalu dirinya pernah bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. 

Baca Juga: Tidak Sepakat Cawapres Anies Harus dari Daerah Tertentu, AHY: Kita Hadapi Pilpres untuk Indonesia

Dalam pertemuan itu, Surya Paloh menjelaskan bahwa Nasdem menganggap dirinya memenuhi kriteria sebagai bakal cawapres.

Selain dirinya, ada juga nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

"Itu nama-nama yang disebut oleh Nasdem, soal kriterianya seperti apa itu mereka yang tahu (Nasdem)" ujar Yenny.

Meski masuk dalam bursa Cawapres Anies, Khofifah belum menyatakan siap. Ia harus meminta izin dulu kepada PBNU. 

3. Yenny Wahid

Sama seperti Khofifah, nama Yenny Wahid belakangan mengemuka di publik untuk dipasangkan dengan Anies Baswedan. 

Yenny menjelaskan, kemunculan namanya tidak terlepas dari pertemuan dengan Surya Paloh pada 2022 lalu. 

Baca Juga: Yenny Wahid Mengaku Sulit Dukung Prabowo Jika Cawapresnya Cak Imin

Saat itu, sambung Yenny, Surya menjelaskan bahwa namanya masuk bursa Cawapres.

Dirinya tidak langsung menerima lantaran proses politik masih panjang dan akan ada dinamika-dinamika baru. 

Ia juga merasa penilaian Surya Paloh yang memasukkan namanya sebagai bakal Cawapres Anies tidak serius.

Namun, belakangan Nasdem mengangkat kembali nama Yenny Wahid sebagai kandidat pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024. 

Pihak yang mengangkat nama Yenny yakni Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali. 

Penilaian Ahmad terhadap Yenny sama seperti PKS menilai Khofifah. Yenny dinilai Bacawapres yang memiliki latar belakang Nahdlatul Ulama (NU) dan sudah dikenal luas oleh masyarakat Jawa Timur.

Baca Juga: Momen Yenny Wahid Muncul di Samping Anies dan AHY, Undang Riuh Media

Tujuan menggandeng Yenny tak lain untuk memaksimalkan suara pemilih Anies di Jawa Timur dan Jawa Tengah karena di dua daerah itu elektabilitas Anies lemah.

Oleh karenanya, figur Cawapres Anies harus bisa membantu kemenangan di daerah Jawa.

"Jadi kalau mau ingin menang, kan begitu toh. Tapi kalau mau sekedar ingin maju ambil saja sembarang, kan gitu kan," ujar Ahmad, Jumat (21/7/2023). Dikutip dari Wartakotalive.com.

Yenny menyatakan siap menjadi bacawapres. Baik itu untuk Anies, Ganjar maupun Prabowo. Yenny mengaku punya kedekatan khusus ketiga bakal Capres tesebut. 

Dengan Anies misalnya, dalam beberapa kesempatan Yenny acap kali satu panggung bersama Anies di forum internasional. 

Dari sana juga ia mengetahui gagasan Anies mengenai kebangsaan, ke-Indonesia-an. Termasuk gagasannya tentang Islam. 

Baca Juga: 5 Nama Bakal Cawapres Anies Baswedan Usulan Pemuka NU

"Jadi di sana ada kedekatan. Ada kedekatan yang lebih khusus Mas Anies menawarkan saya jadi dosen di Universitas Paramadina, beliau saat itu rektor-nya. Jadi ada kedekatan khusus," ujar Yenny di program Rosi KOMPAS TV, Kamis (10/8/2023).

Meski dipilih Nasdem, Demokrat menilai Yenny tidak cocok masuk ke Koalisi Perubahan karena dianggap bagian dari rezim Joko Widodo. 

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono juga mengomentari soal Cawapres Anies yang harus berlatar organisasi keagamaan tertentu dan Jawa Timur.  

AHY mengakui Jawa Tengah dan Jatim merupakan dua dari tiga provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak untuk Pemilu 2024.

Akan tetapi, kata dia, bukan berarti hanya difokuskan di dua daerah tersebut, apalagi mengambil figur yang berasal dari dua daerah tesebut. Sebab dalam pilpres harus mencakup seluruh Indonesia.

Baca Juga: Anies Tak Kunjung Umumkan Cawapres, AHY: Ketidakpastian Buat Orang Tidak Optimal

Menurutnya, presiden yang terpilih nanti bukan hasil kemenangan satu atau dua daerah, melainkan kemenangan masyarakat Indonesia. 

"Ya bukan hanya bisa menang di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tapi bisa memenangkan Indonesia. Karena yang kita hadapi adalah pemilih presiden untuk Indonesia, bukan untuk satu atau dua provinsi," ujar AHY usai menghadiri peluncuran buku di Djakarta Theater, Kamis malam (10/8/2023).

Dari ketiga figur perempuan di pusaran radar bakal cawapres, baru Susi Pudjiastuti yang langsung ditemui bakal Capres Anies Baswedan. 

Apakah Anies akan memilih satu dari tiga figur perempuan tersebut, jawabannya ada pada tanggal 19 Oktober hingga 25 November 2023 saat para partai koalisi mendaftarkan Bacapes dan Bacawapres di KPU.

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU