> >

Detik-Detik TNI Diserang KKB saat Hendak Bebaskan Pilot Susi Air, Pasukan Diadang dan Ditembaki

Hukum | 19 April 2023, 05:35 WIB
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono (dua kanan) tiba di Papua, Senin (17/4/2023), untuk memimpin evaluasi operasi pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air yang disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua. (Sumber: ANTARA/HO-Pusat Penerangan TNI)

PAPUA, KOMPAS.TV - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkapkan peristiwa detik-detik tim gabungan TNI diserang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB saat hendak membebaskan pilot Susi Air Phillip Mehrtens yang tengah disandera.

Panglima TNI menyampaikan ada 36 prajurit TNI yang ditugaskan untuk melakukan pencarian dan pembebasan terhadap pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru itu.

Baca Juga: Panglima TNI Yudo Margono Tegaskan Siaga Tempur Hadapi KKB Papua: Kalau Humanis, Habis Kita

Awalnya, puluhan prajurit TNI itu menerima informasi keberadaan pilot Susi Air Phillip Mehrtens di kawasan Mugi-Man, Kabupaten Nduga, Papua.

Setelah menerima informasi itu, kata Panglima, para prajurit TNI tersebut melakukan penyisiran sembari mendekat ke lokasi korban penyanderaan.

Namun, belum sampai lokasi penyanderaan pilot Susi Air, pasukan TNI diadang oleh KKB. Tak berselang lama, penyerangan oleh KKB meletus. Pasukan TNI ditembaki oleh KKB.

Padahal, Panglima berharap ada komunikasi atau koordinasi dengan pihak KKB untuk bisa menyerahkan pilot Susi Air tanpa ada kekerasan. Tapi, yang terjadi justru sebaliknya yakni penyerangan.

“Kemarin, pasukan kami menerima informasi keberadaan pilot di sana, yang mana harapan kami bisa ada komunikasi, koordinasi supaya diserahkan, mungkin tidak perlu kekerasan,” kata Yudo di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua, pada Selasa (18/4/2023). 

Baca Juga: Gandeng TNI, Kapolri Bentuk Satgas Khusus Amankan Jalur Rawan Begal pada Mudik Lebaran 2023

“Harapan kami seperti itu, tetapi ternyata belum sampai sana di jalan sudah diadang, ditembaki.”

Yudo melanjutkan, baku tembak antara KKB dan TNI tak terhindarkan. Akibatnya, satu prajurit TNI bernama Pratu Miftahul Arifin gugur setelah jatuh ke jurang dengan kedalaman 15 meter. 

Selain itu, tiga prajurit TNI lainnya terkena luka tembak, satu luka karena terjatuh. Tak hanya itu, empat prajurit TNI dilaporkan belum diketahui keberadaannya alias hilang hingga kini.

“Yang masih belum terkonfirmasi sampai sekarang ini empat personel, kami masih cari bersama,” ujar Panglima TNI.

Ia mengatakan tiga prajurit yang terkena luka tembak dan satu prajurit yang terluka karena terjatuh kondisinya semakin membaik. Empat prajurit itu pada Selasa berhasil dievakuasi.

“Alhamdulilah, kondisi mereka sehat semuanya, masih bisa melihat saya langsung, bilang selamat siang Panglima! berarti masih sadar. Tadi saya jemput di sana dengan Pak Kasad (Jenderal TNI Dudung Abdurachman),” ujar Panglima.

Baca Juga: Pasukan Brimob Disebut Baku Tembak hingga Tewaskan 6 Anggota KKB, Ini Kata Polri

“Ada juga yang bilang Komando! Artinya mereka masih sadar. Alhamdulillah, mudah-mudahan mereka bisa sehat kembali, dan pulih dari luka yang diderita.”

Sementara untuk evakuasi jenazah Pratu Miftahul Arifin yang berasal dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna, belum bisa dilakukan karena terkendala cuaca.

“Kami usahakan untuk dievakuasi, tetapi sampai saat ini belum berhasil karena cuaca. Kami prioritaskan (evakuasi) mereka-mereka yang luka-luka. Hari ini bisa kami angkut semuanya,” kata Yudo.

Setelah insiden penyerangan itu, Panglima TNI meningkatkan status operasi dari yang semula menggunakan pendekatan halus (soft approach) menjadi siaga tempur, khususnya di daerah-daerah yang dinilai rawan teror KKB.

“Di daerah-daerah tertentu (yang rawan, red.) kami ubah menjadi operasi siaga tempur. Di Natuna itu ada operasi siaga tempur laut, di sini ada operasi siaga tempur darat,” tuturnya. 

“Artinya, ditingkatkan, dari yang tadinya soft approach, dengan menghadapi serangan seperti yang terjadi pada 15 April lalu tentunya kami tingkatkan menjadi siaga tempur.”

Baca Juga: KSAD Jenderal Dudung soal Prajurit TNI Gugur Operasi Penyelematan Pilot Susi Air: Bukti KKB Biadab

Walaupun demikian, Yudo menegaskan tidak ada penambahan personel yang dikirim ke Papua termasuk untuk operasi pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air. Langkah yang dilakukan TNI dalam waktu dekat merotasi pasukan yang ditugaskan ke Papua.

“Tentunya, pasukan yang sudah lama bertugas mungkin morilnya turun, ya kami ganti dengan yang baru,” kata Laksamana Yudo.

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU