> >

Muncul Dugaan Sindikat Perdagangan Orang Tenggelamkan Perahu Pekerja Ilegal untuk Kelabuhi Aparat

Hukum | 1 April 2023, 12:22 WIB
Prajurit TNI AL di KRI Parang-647 mengangkut jasad yang diduga pekerja migran Indonesia yang mengapung di perairan perbatasan Indonesia dan Malaysia, Jumat (7/1/2022) (Sumber: Kompas.tv/Antara-Dinas Penerangan TNI AL )

BATAM, KOMPAS.TV -  Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menduga sindikat perdagangan orang sengaja menenggelamkan perahu pekerja migran untuk mengelabui aparat.

Kepala BP2MI Benny Rhamdani di Batam, Kamis (30/3/2023), mengatakan, dugaan tersebut merupakan temuan tim investigasi BP2MI yang dipimpin Inspektur Jenderal Achmad Kartiko, Deputi Bidang Penempatan Pelindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2MI.

Tim BP2MI menginvestigasi kasus tewasnya 22 pekerja migran Indonesia di perairan Johor, Malaysia, akhir tahun 2021 lalu.

Menurutnya, dalam peristiwa itu, anggota sindikat perdagangan orang tersebut diduga sengaja mengorbankan salah satu perahu untuk ditenggelamkan.

Baca Juga: Hilang sejak Kerja di Malaysia pada 2015, Pekerja Migran asal Kalbar Akhirnya Pulang

Tujuannya untuk menarik perhatian aparat, agar mereka dapat meloloskan perahu lain yang membawa lebih banyak pekerja migran tanpa dokumen.

”Kalau indikasi tersebut nantinya terbukti, itu merupakan kejahatan yang sangat biadab,” kata Benny, dikutip Kompas.id.

Benny juga menyebut, dugaan tersebut telah disampaikan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.

Diketahui, 15 Desember 2021 lalu, satu unit perahu pengangkut 64 pekerja migran Indonesia tanpa dokumen tenggelam di perairan Johor.

Akibat peristiwa itu, 22 orang dilaporkan tewas dan 29 hilang.

Berdasarkan catatan Kompas, sejak Desember 2021, peristiwa tenggelamnya perahu pengangkut pekerja migran ilegal sudah terjadi sebanyak tujuh kali.

Setidaknya 44 pekerja migran tewas dan 76 orang hilang.

Peristiwa terakhir terjadi di perairan Batam pada 14 November 2022. Tujuh orang tewas dalam insiden itu, termasuk seorang anak berusia 3 tahun.

Menanggapi dugaan tersebut, aktivis kemanusiaan di Batam, Chrisanctus Paschalis Saturnus, menyebut para aktivis sudah lama mencium indikasi sindikat yang sengaja menenggelamkan pekerja migran untuk mengelabui aparat.

Modus serupa biasanya juga dilakukan pelaku untuk menghilangkan barang bukti saat disergap aparat.

Baca Juga: Penyalur Pekerja Migran Ilegal Ditangkap, 6 Calon Pekerja Diamankan

”Saya tidak terkejut BP2MI menemukan dugaan tersebut karena informasi semacam itu sebenarnya sudah lama beredar. Yang penting sekarang adalah bagaimana menghukum dalang di balik sindikat itu untuk menghentikan kejahatan mereka,” kata Paschalis, Jumat (31/3).

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.id


TERBARU