Presiden Jokowi Singgung Kesetaraan Pria dan Wanita pada Hari Perempuan Internasional
Sosial | 8 Maret 2023, 19:34 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung kesetaraan laki-laki dan perempuan pada Hari Perempuan Internasional, Rabu (8/3/2023).
Melalui media sosial Twitter dan Instagram, Jokowi mengunggah sebuah gambar ilustrasi yang menunjukkan peran perempuan Indonesia.
Menurut Presiden ke-7 RI itu, di tengah kemajuan teknologi, perempuan dan laki-laki memiliki ruang yang sama dan setara.
"Dunia semakin maju, teknologi kian mutakhir, digitalisasi seluruh bidang pun tak terelakkan. Perubahan itu memberi ruang yang sama dan setara di antara manusia, tak memilah pria dan wanita," tulis Jokowi, Rabu (8/3).
Ia menambahkan, semua orang, termasuk kaum perempuan, dapat meraih impian dengan berani berinovasi dan kreatif.
"Hanya yang kreatif dan berani berinovasi yang akan mengambil peran dan meraih impian," imbuhnya.
Baca Juga: Hari Perempuan Internasional: Sekjen PBB Menyatakan Hak Perempuan Terancam
Sementara itu, gambar ilustrasi yang diunggah melalui akun Presiden Jokowi menunjukkan beragam peran perempuan di berbagai bidang.
Ada gambar perempuan yang menjadi guru, jurnalis, ilmuwan, musisi, astronom, dokter, ibu, atlet, insinyur, dan sebagainya.
Hari ini, Rabu (8/3), diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional yang merupakan momen bagi masyarakat dunia untuk menyuarakan hak-hak perempuan di semua lini kehidupan.
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui International Women's Development Agency mengungkapkan, peringatan ini telah dilaksanakan sejak tahun 1909.
Saat itu, tepatnya tanggal 28 Februari 1909, Partai Sosialis Amerika menetapkan Hari Perempuan Nasional pertama untuk menghormati pemogokan pekerja garmen di New York.
Perayaan serupa juga terjadi dilakukan di Eropa pada 1910. Saat itu, terjadi Pertemuan Sosialis Internasional di Kopenhagen, Denmark, menetapkan Hari Perempuan bersifat internasional.
Baca Juga: Sejarah Hari Perempuan Internasional yang Dirayakan 8 Maret 2023
Pertemuan tersebut bertujuan untuk menghormati gerakan hak-hak perempuan dan membangun dukungan universal bagi perempuan.
Setahun kemudian, Hari Perempuan Internasional diperingati di sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat setiap tanggal 19 Maret.
Saat Perang Dunia I, Hari Perempuan Internasional menjadi salah satu bentuk protes perdamaian.
Pada 1913, perempuan di Eropa mengadakan aksi unjuk rasa untuk memprotes perang yang terjadi.
Kesamaan latar belakang juga mendorong perempuan di Rusia melakukan aksi protes pada pekan terakhir Februari yang bertepatan dengan 8 Maret menurut penanggalan Gregorian.
Usai Perang Dunia II, 8 Maret dirayakan sebagai Hari Perempuan Internasional di banyak negara di seluruh dunia.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV/Kompas.com