> >

Presiden Jokowi Singgung Kesetaraan Pria dan Wanita pada Hari Perempuan Internasional

Sosial | 8 Maret 2023, 19:34 WIB
Presiden Joko Widodo (kedua dari kanan), didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan), menyampaikan sambutannya dalam acara Welcoming Dinner and Cultural Performance G20 di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali, Selasa (15/11/2022). (Sumber: G20 Indonesia Media Center/M Risyal Hidayat/wsj/hd/22)

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui International Women's Development Agency mengungkapkan, peringatan ini telah dilaksanakan sejak tahun 1909.

Saat itu, tepatnya tanggal 28 Februari 1909, Partai Sosialis Amerika menetapkan Hari Perempuan Nasional pertama untuk menghormati pemogokan pekerja garmen di New York.

Perayaan serupa juga terjadi dilakukan di Eropa pada 1910. Saat itu, terjadi Pertemuan Sosialis Internasional di Kopenhagen, Denmark, menetapkan Hari Perempuan bersifat internasional. 

Baca Juga: Sejarah Hari Perempuan Internasional yang Dirayakan 8 Maret 2023

Pertemuan tersebut bertujuan untuk menghormati gerakan hak-hak perempuan dan membangun dukungan universal bagi perempuan. 

Setahun kemudian, Hari Perempuan Internasional diperingati di sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat setiap tanggal 19 Maret.

Saat Perang Dunia I, Hari Perempuan Internasional menjadi salah satu bentuk protes perdamaian. 

Pada 1913, perempuan di Eropa mengadakan aksi unjuk rasa untuk memprotes perang yang terjadi. 

Kesamaan latar belakang juga mendorong perempuan di Rusia melakukan aksi protes pada pekan terakhir Februari yang bertepatan dengan 8 Maret menurut penanggalan Gregorian. 

Usai Perang Dunia II, 8 Maret dirayakan sebagai Hari Perempuan Internasional di banyak negara di seluruh dunia.

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU