Ini 4 Alasan PDIP Dukung Pemilu Sistem Proporsional Tertutup Meski Ditentang 8 Parpol Lain
Politik | 9 Januari 2023, 11:19 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ada sejumlah poin yang menjadi alasan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendukung sistem pemilu proporsional tertutup.
Salah satu kader PDIP Demas Brian Wicaksono menjadi penggugat atas Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum terhadap UUD 1945 kepada Mahkamah Konstitusi (MK).
PDIP tak menolak wacana mengganti sistem pemilu di Indonesia menjadi proporsional tertutup meski delapan partai menyatakan penolakan mereka.
Delapan pihak yang menolak itu terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan sejumlah alasan pihaknya mendukung sistem pemilu proporsional tertutup, di antaranya:
1. Dorong pihak yang kompeten sebagai wakil rakyat
Hasto mengatakan, sistem proporsional tertutup dapat mendorong akademisi hingga purnawirawan untuk dapat terpilih sebagai caleg atau wakil rakyat.
Dia juga menyebut dasar sistem proporsional tertutup adalah kompetensi.
“Yang penting, kami bisa mendorong kaum akademisi dari perguruan tinggi, tokoh-tokoh agama misalnya, tokoh purnawirawan, itu dengan sistem proporsional tertutup, mereka lebih dimungkinkan untuk didorong terpilih karena base-nya adalah kompetensi,” ujarnya, dikutip dari tayangan Kompas Pagi, Kompas TV pada Sabtu (7/1/2023).
Baca Juga: PDIP Nilai Sistem Proporsional Tertutup Dorong Terpilihnya Wakil Rakyat yang Kompeten
Di sisi lain, sistem proporsional terbuka, menurut Hasto, lebih mengutamakan popularitas.
“Jadi, sistem proporsional tertutup itu base (dasar)-nya adalah pemahaman pada fungsi-fungsi dewan, sedangkan untuk terbuka adalah popularitas,” ujarnya.
2. Hemat Anggaran
Hasto menilai sistem proporsional tertutup lebih hemat anggaran. Selain itu, sistem pemilihan juga dinilai akan menjadi lebih sederhana.
“Penghematan, sistem menjadi lebih sederhana, kemudian kemungkinan terjadinya manipulasi menjadi kurang,” kata dia.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Kompas.com