Antisipasi Cuaca Ekstrem, BMKG Lakukan Modifikasi di Sejumlah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat
Update | 2 Januari 2023, 10:56 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjalankan teknologi modifikasi cuaca (TMC) bersama sejumlah pihak untuk mengantisipasi cuaca ekstrem berupa hujan lebat di sejumlah wilayah di Indonesia sejak 25 Desember 2022.
Kepala Bidang (Kabid) Informasi Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan TNI Angkatan Udara (AU) dalam melaksanakan TMC.
Awalnya, kata Fachri, TMC dilakukan untuk mendukung kelancaran transportasi darat dalam rangka libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 di wilayah Jawa Barat.
"Awalnya itu target utama, kemudian kami perluas untuk mengantisipasi hujan lebat yang berdampak pada kondisi cuaca ekstrem di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah," kata Fachri di program Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (2/1/2023).
Ia menerangkan, posko TMC terdapat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta dan Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem, BMKG Ungkap Daerah dengan Curah Hujan Naik atau Turun dalam Seminggu ke Depan
"TMC masih berlangsung dikendalikan dari posko di Halim, dua hari lalu kami menambah posko di Lanud Abdulrachman Saleh di Malang, untuk operasi di sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur," ujarnya.
"Jadi saat ini kami tidak hanya fokus untuk kelancaran transportasi Nataru, tapi juga bencana hidrometeorologi, baik di Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, maupun Jawa Timur," ucapnya.
Jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa, kata Fachri, juga menjadi titik operasi TMC.
Fachri mengatakan, TMC akan dilaksanakan hingga tanggal 10 Januari 2023 di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Ia menjelaskan, TMC dikoordinir oleh BRIN, sedangkan pesawat dan kru berasal dari TNI AU. Lalu BNPB membantu menentukan target-target awan yang perlu ditaburi garam atau disemai.
Baca Juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Hari Ini: 22 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Cek di Sini
"BMKG melakukan pemantauan awan menggunakan data radar, di posko kami menentukan berdasarkan data sel-sel awan yang terdeteksi radar, kami tentukan target awan yang akan disemai di mana," katanya.
"Sebelum terbang, kami mengidentifikasi sel awan yang berpotensi menimbulkan hujan, maka kami putuskan awan itulah yang akan kami semai," ucap dia.
TMC, jelas Fachri, bertujuan untuk mempercepat kondensasi awan, sehingga hujan turun lebat ketika awan tersebut masih berada di atas laut.
Ia mengatakan, tim TMC bisa sampai melakukan enam hingga tujuh kali penerbangan dalam satu hari.
"Dalam satu hari kami bisa enam sampai tujuh kali penerbangan, tiap penerbangan pasti kami tentukan dulu target-target awannya," ucapnya.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV