> >

Gerindra Pilih Nomor Urut 2, Begini Rekam Jejak Parpol Besutan Prabowo di Pemilu Indonesia

Rumah pemilu | 16 Desember 2022, 20:12 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan bersedia dicalonkan kembali sebagai calon presiden (Capres) di Pemilu 2024. (Sumber: Kompas TV)

Untuk menemukan lambang yang tepat, Fadli Zon mengadakan survei kecil-kecilan.

Hasilnya, sebagian masyarakat justru menyukai bila Gerindra menggunakan lambang harimau. Harimau adalah binatang yang sangat perkasa dan menggetarkan lawan bila mengaum. 

Namun, Prabowo memiliki ide lain, yakni kepala burung garuda, ya hanya kepalanya saja. Gagasan itu disampaikan oleh Prabowo sendiri, yang juga disetujui oleh pendiri partai yang lain.

Deretan Ketua Umum

Sejak berdiri dari 2008, Partai Gerindra baru menghasilkan dua ketua umum. Pertama, yaitu Suhardi yang menjabat dari 6 Ferbruari 2009 hingga 28 Agustus 2014. 

Selanjutnya, kepemimpinan Suhardi diteruskan oleh Prabowo Subianto dari 20 September 2014 hingga sekarang. 

Jejak Gerindra di Pemilu 

Pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2009, Partai Gerindra menempati 26 kursi (4,64 persen) di Dewan Perwakilan Rakyat, setelah meraih 4.646.406 suara (4,5 persen). 

Di tahun yang sama, Prabowo maju sebagai peserta Pilpres 2009. Kala itu, mantan Danjen Kopassus itu menjadi cawapres dari capres Megawati Soekarnoputri.

Namun, pasangan tersebut harus puas mengakui keunggulan lawannya, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono.

Pasangan SBY-Boediono berhasil menjadi pemenang dalam satu putaran langsung dengan memperoleh suara 60,80 persen, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.

Partai Gerindra pun memutuskan menjadi oposisi dari pemerintahan SBY-Boediono.

Pada Pileg 2014, Partai Gerindra berhasil menjadi partai politik terbesar ketiga di Indonesia dan menempati 73 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat setelah meraih 14.760.371 suara (11,81 persen).

Kali ini, Partai Gerindra mencalonkan Ketua Umum Prabowo Subianto menjadi capres yang berpasangan dengan Hatta Rajasa.

Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla berhasil menjadi pemenang dalam satu putaran langsung dengan suara sebesar 53,15 persen, mengungguli pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Pilpres 2014.

Partai Gerindra kembali menjadi oposisi setelah Prabowo kalah dari pesta demokrasi. 

Pada Pileg 2019, Partai Gerindra menempati 78 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat setelah meraih 17.594.839 suara (13,57 persen).

Prabowo pun kembali maju menjadi lawan Jokowi. Kini, dia berpasangan dengan Sandiaga Uno. Namun, lagi-lagi dia harus mengakui kemenangan Jokowi di Pilpres 2019. 

Pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin memperoleh suara 55,50 persen, diikuti oleh pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan perolehan suara 44,50 persen. 

Partai Gerindra Memutuskan Bergabung ke Pemerintahan Jokowi

Setelah mengalami kekalahan kedua kalinya, Prabowo memutuskan untuk tak menjadi oposisi dalam pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Partai Gerindra memilih sebagai bagian dari pemerintahan dan mengirimkan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan. 

Baca Juga: Pemilu 2024 Gerindra Pilih Nomor Urut 2, Ketua Harian: Artinya Victory atau Kemenangan

Tak hanya Prabowo, kader lainnya, yakni Edhy Prabowo dilantik sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. 

Namun, karirnya tak cemerlang lantaran terjerat kasus rasuah dan dipecat oleh Presiden Jokowi dari jajaran pembantunya. 

Kemudian, posisi kader Gerindra di Kabinet Indonesia Maju digantikan oleh Sandiaga Uno yang dipercaya oleh Kepala Negara menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

 

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU