> >

Febri Diansyah Tak Salahkan Pihak yang Ragu Putri Candrawathi Alami Dugaan Kekerasan Seksual

Hukum | 14 Desember 2022, 23:28 WIB
Febri Diansyah, anggota tim kuasa hukum Putri Candrawathi, tidak menyalahkan jika banyak yang meragukan adanya dugaan kekerasan seksual yang menimpa kliennya. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Febri Diansyah, anggota tim kuasa hukum Putri Candrawathi, terdakwa kasus dugaan pembunuhan terhadap Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat, tidak menyalahkan jika banyak yang meragukan adanya dugaan kekerasan seksual yang menimpa kliennya.

Menurut Febri, keraguan itu muncul karena memang pernah ada fase kegelapan atau fase kebohongan skenario.

“Saya tidak bisa salahkan kalau banyak pihak yang ragu,” tuturnya dalam Satu Meja The Forum, Kompas TV, Rabu (14/12/2022).

“Kenapa? Karena tadi yang diampaikan oleh Mbak Nursyahbani, ada keraguan di publik karena pernah ada fase, ada tahapan yang namanya fase skenario, fase kegelapan, fase kebohongan, dll.”

Febri menjelaskan, ketika awal-awal ia dan tim kuasa hukum bertemu dengan Ferdy Sambo, Febri sempat menjelaskan bahwa akan sulit menjelaskan pada publik tentang adanya dugaan kekerasan seksual.

“Kita sulit menjelaskan pada publik kejadian yang sebenarnya tanpa mengakui terlebih dahulu ada fase ini.”

Baca Juga: Dicecar Soal Posisi Penembakan Yosua, Ahli Balistik: Posisi Tak Bisa Dipastikan, Namun...

“Itulah juga yang kami buktikan dalam proses persidangan, dan diakui sebenarnya oleh Pak Ferdy Sambo,” lanjut Febri.

Ia menambahkan, sebenarnya ada dua skenario dalam kasus dugaan pembunuhan Yosua, yakni skenario tembak menembak dan skenario kekerasan seksual di Duren Tiga.

“Kalau bicara skenario, ada dua skenario sebenarnya. Satu, skenario tembak menembak, ini enggak ada, yang ada adalah penembakan.”

“Kedua, skenario, kalau ada tembak menembak harus ada penyebab, maka muncullah skenario kedua, pelecehan seksual di Duren Tiga,” tegasnya.

Menurut Febri, jika melihat fakta sidang, sebenarnya hal itu sudah terkonfirmasi, yakni hanya ada dua skenario.

“Bahkan kepada para saksi, termasuk Richard, kemarin kami tanya, ada enggak skenario lain selain dua ini, jawabannya enggak ada.”

“Artinya apa? Kita pisahkan dulu mana fase kegelapan dan mana fase selanjutnya,” kata dia.

Febri juga meluruskan pernyataan yang menyebut bahwa dugaan kekerasan seksual yang awalnya disebut terjadi di Duren Tiga, kemudian berpindah ke Magelang.

“Sebenarnya tidak tepat juga kalau mengatakan awalnya di Duren Tiga lalu pindah ke Magelang, karena justru di fakta-fakta awal yang muncul itu, peristiwa sebenarnya adalah dugaan kekerasan seksual di Magelang.”

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU