> >

Gunung Semeru Erupsi 3 Kali Berturut-turut pada Awal Desember 2022, Status Siaga

Peristiwa | 4 Desember 2022, 08:56 WIB
Erupsi Gunung Semeru pada Jumat (2/12/2022). (Sumber: Magma Indonesia)

LUMAJANG, KOMPAS.TV - Gunung api Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tercatat tiga kali erupsi berturut-turut sejak 2 Desember 2022 hingga dini hari tadi, Minggu (4/12).

Berdasarkan laman Magma Indonesia, erupsi terbaru terjadi pada Minggu dini hari pukul 02.46 WIB.

Pada erupsi hari ini, Gunung Semeru memuntahkan abu setinggi kurang lebih 1.500 meter di atas puncak. Kolom abu berwarna kelabu tersebut mengarah ke tenggara dan selatan.

Sebelumnya, Gunung Semeru juga mengeluarkan kolom abu putih hingga kelabu setinggi kurang lebih 500 meter pada Sabtu (3/12). Kolom abu tersebut mengarah ke bagian selatan.

Erupsi Gunung Semeru tersebut terjadi pada pagi hari pukul 05.20 WIB dan terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm serta durasi 75 detik. 

Pada Jumat (2/12/2022), gunung Semeru juga memuntahkan abu putih hingga kelabu yang membumbung setinggi kurang lebih 500 meter dan mengarah ke bagian timur laut.

Erupsi Semeru ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 122 detik.

Aktivitas vulkanik yang cukup tinggi di Gunung Semeru ini membuat statusnya sampai hari ini tidak berubah dari level III (siaga).

Baca Juga: BNPB dan BRIN Temukan 10 Titik Bendung Alam Dampak Gempa Cianjur Penyebab Banjir Bandang

Erupsi Gunung Semeru

Tepat satu tahun pascaerupsi pada 4 Desember 2021 lalu, aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih cukup tinggi.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, rata-rata Gunung Semeru mengalami erupsi sebanyak 88 kali dalam sehari pada periode 1 November hingga 2 Desember 2022. 

Erupsi itu juga diikuti luncuran asap dari kawah setinggi 50 - 1.500 meter dari puncak Jonggring Saloko.

Selain itu, terjadi dua kali awan panas guguran (APG) dengan jarak luncur maksimal 4,5 kilometer dari puncak menuju Besuk Kobokan.

 

Di sisi lain, aktivitas kegempaan juga terjadi di gunung tertinggi di Pulau Jawa ini. PVMBG mencatat ada 2.919 gempa letusan, 2 gempa APG, 88 kali gempa guguran, dan 137 kali gempa hembusan.

Peningkatan tekanan di dalam perut gunung juga masih terdeteksi. Artinya, suplai magma ke permukaan masih terjadi.

Kepala Pos Pantau Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Liswanto, mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tetap memperhatikan arahan dari petugas.

"Masyarakat kami minta untuk tidak terpancing dengan kabar yang tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Semeru dan mematuhi arahan yang dikeluarkan Badan Geologi," kata Liswanto, Sabtu (3/12) dilansir dari Kompas.com.

Baca Juga: BMKG Tegaskan Gempa Garut Tak Berkaitan dengan Cianjur, Ini Penjelasannya

PVMBG meminta warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak.

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diimau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Sebab, lokasi tersebut berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.

Selain itu, masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

PVMBG juga mengajak masyarakat Lumajang dan Malang mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Agar masyarakat tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Api Semeru,dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Kompas.com


TERBARU