Cerita Korban Gempa Bumi Cianjur, Belum Dapat Bantuan Terpaksa Utang ke Warung Demi Bertahan Hidup
Peristiwa | 23 November 2022, 11:46 WIBCIANJUR, KOMPAS.TV - Korban gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, belum seluruhnya mendapatkan bantuan, baik dari pemerintah pusat maupun daerah.
Banyak dari mereka akhirnya terpaksa berutang ke warung untuk sekadar bertahan hidup. Salah satunya warga yang berada di wilayah RT 06/RW,01, Kampung Cibeureum, Cugenang, Cianjur.
Baca Juga: Anggota DPR Tertawakan Kepala BMKG Masuk Meja saat Gempa Disorot, Ini 7 Langkah Penting Lainnya
Ketua RT 06/RW 01 Yani Suryani mengatakan warganya banyak yang terpaksa mengutang ke warung terdekat untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum.
"Belum ada bantuan dari pemerintah. Sampai kita harus ngutang ke warung buat makan minum warga sama anak-anak," kata Yani dikutip dari Wartakotalive.com, Rabu (23/11/2022).
Menurut Yani, warganya banyak yang trauma akibat gempa. Mereka pun enggan masuk ke dalam rumah karena khawatir gempa susulan.
"Kita bikin tenda seadanya aja, karena warga semua trauma, enggan masuk ke rumahnya masing-masing,” ucap Yani.
Yani menambahkan, kondisi di lingkungan RT 06/RW,01, Kampung Cibeureum dapat dikatakan cukup memprihatinkan. Hampir semua rumah di lokasi itu kondisinya rata dengan tanah.
Selain itu, kata Yani, banyak juga warganya yang mengalami luka karena tertimpa bangunan akibat gempa. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Baca Juga: BNPB: Korban Gempa Cianjur yang Rumahnya Rusak Dibantu Rp10-50 Juta, Mulai Dibangun Pekan Depan
"Rusak, (pas kejadian) banyak warga yang ketimpa, banyak yang patah tulang sama kepalanya bocor, untuk korban jiwa alhamdulillah gak ada," ujar Yani.
Lebih lanjut, Yani menuturkan pihaknya saat ini membutuhkan bantuan berupa tenda, selimut, makanan dan kebutuhan untuk bayi dan anak-anak.
"Karena kan malem dingin ya, tenda kita juga seadanya. Selimut sama makanan bayi, susu, pampers kita enggak ada, makanan sehari-hari dan obat-obatan," tutur Yani.
Sementara warga di kawasan Kampung Margaluyu RW 19, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur kondisinya juga cukup memprihatinkan.
Pascagempa, mereka saat ini terpaksa tidur di pinggir rel kereta api menggunakan tenda seadanya. Mereka belum berani pulang ke rumah karena takut terjadi gempa susulan.
Hendi Supyandi (26) warga Kampung Margaluyu, mengatakan ada puluhan kepala keluarga yang tidur di pinggir rel kereta api sejak Senin (21/11/2022).
Baca Juga: Jeritan Korban Gempa Cianjur: Desa Cibulakan Belum Ada Dapur Umur, Kelaparan, dan Tinggal di Sawah
"Warga gotong royong mendirikan tenda dari terpal seadanya, yang diikat pakai tali plastik ke tiang di pinggir rel ke rata," katanya seperti dikutip dari tribunjabar.id, Rabu (23/11/2022).
Menurutnya, warga yang mengungsi dan tidur di pinggir rel kerata api sudah mendapatkan bantuan berupa roti, air mineral. Namun stoknya sudah mulai menipis.
"Baru tadi pagi sama magrib dari warga sekitar, dan PMI juga relawan, tetapi kini stoknya sudah mulai menipis jadi kita masih membutuhkan bantuan bahan pokok," ucap Hendi.
Selain itu, kata dia, warga juga membutuhkan bantuan berupa tenda darurat karena terpal yang menutupi puluhan pengungsi masih belum layak.
"Inikan posisinya cuman atasnya saja yang ditutupi terpal, ditambah kondisi sekarang anginnya cukup kencang, banyak juga bayi dan anak di sini," katanya.
Adapun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru dampak gempa Cianjur pada Selasa (22/11/2022) pukul 17.00 WIB.
Baca Juga: Kisah Suami yang Menanti Evakuasi Istri yang Tengah Hamil, Tertimbun Reruntuhan Akibat Gempa
Data dari BNPB menyebutkan, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Cianjur bertambah menjadi 268 jiwa. Dari jumlah 268 korban meninggal dunia, sebanyak 122 korban sudah berhasil diidentifikasi.
"Korban jiwa meninggal dunia ada 268. Dari 268 yang sudah teridentifikasi siapa-siapanya sebanyak 122 jenazah," ujar Kepala BNPB Letjen Suharyanto dalam konferensi pers, Selasa sore.
Suharyanto juga menyebut, jumlah korban hilang akibat gempa Cianjur hingga saat ini mencapai 151 orang. BNPB dan sejumlah pihak terkait masih terus melakukan pencarian korban hilang.
"Apakah 151 orang ini bagian yang belum teridentifikasi, nanti kami dalami lebih lanjut," kata Suharyanto.
Sementara korban luka-luka mencapai 1.083 orang dan 58.362 warga terpaksa harus mengungsi akibat gempa.
Untuk kerugian material, lanjut Suharyanto, sebanyak 22.198 rumah dinyatakan rusak.
Hampir sebagian besar di antaranya dalam kondisi rusak berat.
Baca Juga: Cerita Pilu Enjot 11 Anggota Keluarga Meninggal karena Gempa Cianjur: Hidup Saya Tiba-tiba Berubah
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti
Sumber : wartakota/tribunjabar